Kota impian yang tidak akan pernah saya lupakan. 4 hari penuh menjelajah garis-garis besar penjuru kota Wina. 1,5 jam lewat jalan tol dari Regensburg sampai ke perbatasan Austria lalu dilanjut 2,5 jam mengantar kita ke kota Wina. Tujuan pertama adalah Istana Schönbrunn.
Istana Schönbrunn berdiri dengan megah dan gagahnya di jantung kota Wina. Dari gerbang masuk terhampar halaman istana yang sangat luas lalu istana diujungnya. Menakjubkan! Saya merasa sangat kecil dan tak berdaya dibandingkan dengan kekokohan, kemegahan istana Schönbrunn.
Bayangkan...450 tahun yang lalu tidak ada yang bisa menginjak istana ini selain keluarga/undangan dari kerajaan. Dan hari itu saya bisa melangkah masuk rasanya seperti mesin waktu ke saat dimana istana Schönbrunn menjadi saksi. Saksi sejarah, saksi bisu kekaisaran Austria ratusan tahun yang lalu.
Dibawah kekaisaran Raja Leopold I, dipanggilah arsitek Johann Bernhard Fischer untuk me-re-design istana Schönbrunn (1696), yang sebelumnya sudah ada sejak kekaisaran raja Matthias tahun 1612. Karena di tahun 1683 istana Scönbrunn hancur oleh pengepungan Turki pada masa perang dengan Turki.
Musim panas 1700 istana Schönbrunn direnovasi hanya direnovasi bagian tengahnya karena krisis moneter akibat perang dengan Spanyol. Sampai ke generasi kekaisaran Ratu Maria Theresa. Arsitek Nikolaus Pacassi membangun lagi istana Schönbrunn dengan pelebaran area dan penambahan banyak kamar di dalamnya.
Dengan Rococo/Baroque style yang masih eksis sampai sekarang. Baroque/Rococo style kaya dengan karya seni dan sangat elegant. Ukiran-ukiran emas sudut-sudut ruangan, detail-detail ornamental pada cermin lalu permadani untuk hiasan dinding ataupun lantai. Furnitur dan dekorasi dari bahan logam, hiasan-hiasan porselan, dan semua embel-embelnya. Istana Schönbrunn sama style nya seperti Istana Versailles di Prancis.
Setelah beli tiket kita masuk ke ruang pertama yang dibuka untuk publik. Bagian sayap barat dari istana. Ruang pertama adalah Guards Room. Ruang di mana para tentara menjaga ketat bagian utama istana ini. Dipojok kanan ada sebuah tungku keramik untuk menghangatkan ruangan di musim dingin. Lalu selanjutnya Ruangan Biliar (Billiards Room). Kaget loh...jaman dulu uda ada biliar?
Biliar kesukaan Raja Franz Joseph I (1830-1916). Lukisan dindingnya mewakili kejadian demi kejadian dialam sejarah Hasburg (keturunan raja2). Dalam 1 minggu Kaisar Franz Joseph menerima banyak tamu-tamu penting. Sambil nunggu ketemu kaisar Franz Joseph, tamu-tamu penting ini diijinkan main biliar di ruangan ini.
Total semua ruangan yang dimuseumkan dan dibuka untuk publik adalah 40 (dari sekian ratus ruangan yang ada). Generasi demi generasi meninggalkan cerita di setiap ruangannya. Walnut Room tempat menerima tamu-tamu penting, ruang belajar Kaisar Franz Joseph I, kamar tidur Kaisar Franz Joseph dan istrinya Ratu Elisabeth, tempat ganti baju ratu Elisabeth, sampai ke ruang belajar ratu Elisabeth.
Sampai di ruang selanjutnya, ruang Salon ratu Elisabeth. Dengan Neo-Rococo style. 3 lukisan ratu Elisabeth mendeksripsikan betapa cantiknya ratu Elisabeth (yang terkenal dengan sebutan Ratu Sissi). Lalu ruang makan keluarga kerajaan disebut Marie Antoinette Room. Disebut ruang Marie Antoinette setelah lukisan Marie Antoinette , dan anak2nya dipasang sebagai hadiah dari Napoleon untuk kaisar Franz Joseph.
Hidangan yang disajikan paling khas Wina di ruangan ini adalah Wiener Schnitzel, beef goulash, beef with onions, steamed dumplings or Kaiserschmarren (meaning literally "the emperor´s nonsense"). Kaiserschmarren kayak adonan untuk pancake cuma lebih kentel trus diorak-arik.
Yang mengagumkan saya adalah ruang Great Gallery...di ruang ini saya liat-liat dan jalan-jalan lebih lama. Ruangan sepanjang 43meter dipake untuk pesta dansa dan resepsi-resepsi. Ratu Maria Theresa paling suka ngadain acara untuk anggota keluarga kerajaan. Teater dan ballet ditampilkan oleh anak-anaknya sendiri. Ratu Maria Theresa punya 16 anak. 11 putri dan 5 pangeran.
Jendela-jendela tinggi, cermin-cermin kristal menyatu dengan dindingnya yang putih dan plester-plesteran emas sebagai hiasannya.
Lalu ceiling frescoes (langit-langit dengan lukisan) membentang di langit-langit ruangan ini. Dilukis oleh Gregorio Gugliemi dan pemahat plester/detail dekorasi ruangan Albert Bolla. Ruangan ini adalah yang paling hebat, bagus, indah, mewah di seluruh eropa. Dengan pigura-pigura ukiran emas di dinding bermotiv floral.
Di sebelahnya ruang Small Gallery. Ruangan yang sama cuma lebih kecil dan ada pintu penyambung ke Great Gallery untuk pesta-pesta besar. Didekorasi sama dengan ruang Great Gallery pada waktu yang sama dan dekorasi ruangan dengan style yang sama, Neo-Rococo style. Pada masa Ratu Maria Theresa, ruangan ini dipakai untuk pesta kecil. Di ruangan ini juga ada lukisan di langit-langit, yang juga karya Gregorio Gugliemi.
Setelah ruangan ini saya masuk ke ruangan lainnya. Di ruangan selanjutnya saya merasa ada yang beda. Apa ya....? seperti ada sentuhan asia di ruangan ini. Memang benar, ini adalah Chinese Cabinets. Di bagian kiri Oval Chinese Cabinet, di bagian kanan Round Chinese Cabinet. Ruangan ini didekorasi tahun 1760 dengan perpaduan antara gaya eropa dan china. Kedua bagiannya mempunyai karakter lebih intim, biasanya dipake oleh Ratu Maria Theresa untuk acara kecil2an seperti main kartu. Dinding berdekorasi sutra dengan motif pemandangan, burung dan floral, hiasan proselain seperti patung dan jambangan, cermin bergaya china dengan sepuhan emas di bingkainya. 4 ruangan selanjutnya bertema sama,
Didekorasi pada masa Raja Franz I Stephan. Dindingnya dilapis oleh rice-paper dengan motif floral berdasar pucat. Lalu gambar-gambar orang-orang china sedang memanen padi, memelihara ulat sutra dan menenun sutra, pohon-pohon bambu, bawahnya keranjang2 bunga dikelilingi oleh burung dan kupu-kupi dengan background biru.
Di ruangan inilah ketika Raja terakhir dari kekaisaran Austria, Karl I mengumumkan bahwa pada tahun 11 November 1918 Kerajaan Austria berubah menjadi negara Republik dan sebagai penutup sejarah kekaisaran/ kerajaan Austria.
Ketika Napoleon datang dan menguasai Wina pada tahun 1805 dan 1809 (2 kali), dia memilih istana Schönbrunn sebagai markas besar.
Selama dia berada di Wina dia menempati sebuah ruangan yang kemudian dinamain Napoleon Room. Pernikahannya dengan Putri Raja Franz II/I, Marie Louise bertujuan untuk mendamaikan 2 orang penguasa (Napoleon dan raja Franz I/II). Dari pernikahan ini lahir seorang anak laki-laki, the Duke of Reichstadt yang kemudian kamar ini dipake olehnya.
Setelah Napoleon turun tahta dan dikalahkan di Austria, Marie Louise membawa anaknya (dari Roma) balik ke Vienna dan tinggal di istana Schönbrunn. The Duke of Reichstadt mempelajari ilmu tumbuh-tumbuhan dan seni berkebun. Usia 21 the Duke of Reichstadt meninggal karena TBC di ruangan ini.
Diperbaharui tahun 1763/64 oleh designer dari Prancis Jean Pillement. Ruang ini dipake untuk belajar dan bermain Ratu Maria Theresa.
Pigura-pigura kayu bernuansa biru dan putih, dilukis dan diukir seperti porselen menutupi seluruh dinding ruangan sampai ke langit-langit. Motif timbul dindingnya sedemikian rupa dengan tema garlan dan buah-buahan seperti tiang penyangga dan payung model china dipuncaknya. Motifnya dilukis dengan tinta china termasuk 4 bingkai medali potret Marie Christie dan suaminya Albert of Saxony-Teschen.
Panel-panel dindingnya berhias ukiran rosewood yang berkesan eksotis. Efeknya benar-benar indah dan cantik. Seluruh interiornya semula dibuat untuk Istana Belvedere tapi ratu Maria Theresa memindahkannya tahun 1766 ke istana Schönbrunn. Ruangan ini bertemakan Indo-Persian style dari abad 17. Indo-Persian? ada sangkut pautnya kah dengan Indonesia...hehehhee....Indonesia kan suka numpang tenar.
Ternyata Indo-Persian itu perpaduan antara gaya India dan Persia.
Selanjutnya ruang Miniatures Cabinet yang terang benderang, ruangan Gobelin Salon dengan permadani besar bergambar dermaga di Antwerp menghias satu sisi dinding. Ruangan belajar Ratu Sophie yang berambisi melindungi tahta kerajaan untuk anaknya Franz Joseph I. Di ruangan Red Salon banyak tergantung lukisan-lukisan dari raja-raja sebelumnya. Lukisan Raja Ferdinanz II/I, Raja Ferdinand I, Ratu Maria Anna.
Semuanya mengesankan saya.
Bayangkan....500 tahun yang lalu di mana tidak ada teknologi apapun tapi mereka bisa berkaya, mereka bisa menciptakan sesuatu yang indah dan bertahan sepanjang masa. Mereka punya bakat yang lebih tinggi (menurut saya) daripada jaman sekarang yang hanya mengandalkan kepraktisan dari teknologi (walaupun sebagian jadi berguna).
Ruang Terrace Cabinet, Ruang Reiches Rimmer (meaning Rich Room) kamar tidur Raja Franz Karl dan Ratu Sophie, ruang belajar Raja Franz Karl, ruang salon Franz Karl, sampai ruang terakhir (ke-40) ruang persiapan berburu.
Akhirnya kita keluar dari bangunan istana. Di belakang istana terhampar kebun dan taman yang sangaaaaattt besar dan luas. Dibuka untuk publik tahun 1779. Sejak itu menjadi tempat rekreasi yang kemudian jadi tujuan turis internasional. Ada labyrinth-nya, ada air mancur, kolam, kebun botanical, kebun binatang, carriage museum, rumah palem, pavillion, monumen2 dan 10 tema lainnya di setiap sudut taman.
[caption id="attachment_6993" align="alignnone" width="499" caption="(gambar: lukisan oleh Canaletto tahun 1760)"][/caption]
Tahun 1996 istana Schönbrunn masuk dalam daftar World Heritage UNESCO dan sampai sekarang menjadi objek kunjungan turis international di Wina. Karena itu Pemerintah Austria merawat dengan sangat baik istana Schönbrunn ini bukan karena sekedar objek wisata, tapi sebagi warisan sejarah masa lalu. Okelah....bisa jadi pada masa kekaisaran dulu, rakyat-rakyat biasa di luar sana menderita dan miskin.
Tentu saja, siapa yang bayarin bikin semua kemegahan istana kalau bukan dari pajak rakyat dan hasil menjajah negara lain? Tapi yah ... sampai sekarangpun masalah itu tetap ada. Baik atau buruk kekaisaran pendahulu, mereka meninggalkan karya seni tingkat tinggi. Mereka mewariskan sesuatu yang sangat berharga yang sekarang menjadi kebanggaan Austria.Saya juga ingin....ingin juga menciptakan sesuatu yang indah dalam hidup saya yang nantinya menjadi kebanggaan generasi saya selanjutnya.
Bukan istana megah, bukan kebun yang besar dan luas tapi hidup yang berarti, cinta kasih, takut akan Tuhan, ketulusan. Terlalu muluk dan rohani? mungkin... Tapi saya ingin mengusahakannya....dan saya engga bisa berjalan sendiri. Selalu ingin Tuhan berada di samping saya, keluarga, dan temen2 yang saling menyayangi. Saya tau, ditengah-tengah perjalanan selalu ada kegagalan, sakit hati, kekecewaan, ketidakpuasan, keegoisan, kesusahan (terima kasih untuk semua orang yang selalu bersama saya disaat-saat susah) tapi selalu ada kesempatan untuk memulai sesuatu yang lebih baik.
Terima kasih udah baca tulisan saya.
Istana Schönbrunn berdiri dengan megah dan gagahnya di jantung kota Wina. Dari gerbang masuk terhampar halaman istana yang sangat luas lalu istana diujungnya. Menakjubkan! Saya merasa sangat kecil dan tak berdaya dibandingkan dengan kekokohan, kemegahan istana Schönbrunn.
Bayangkan...450 tahun yang lalu tidak ada yang bisa menginjak istana ini selain keluarga/undangan dari kerajaan. Dan hari itu saya bisa melangkah masuk rasanya seperti mesin waktu ke saat dimana istana Schönbrunn menjadi saksi. Saksi sejarah, saksi bisu kekaisaran Austria ratusan tahun yang lalu.
Dibawah kekaisaran Raja Leopold I, dipanggilah arsitek Johann Bernhard Fischer untuk me-re-design istana Schönbrunn (1696), yang sebelumnya sudah ada sejak kekaisaran raja Matthias tahun 1612. Karena di tahun 1683 istana Scönbrunn hancur oleh pengepungan Turki pada masa perang dengan Turki.
Musim panas 1700 istana Schönbrunn direnovasi hanya direnovasi bagian tengahnya karena krisis moneter akibat perang dengan Spanyol. Sampai ke generasi kekaisaran Ratu Maria Theresa. Arsitek Nikolaus Pacassi membangun lagi istana Schönbrunn dengan pelebaran area dan penambahan banyak kamar di dalamnya.
Dengan Rococo/Baroque style yang masih eksis sampai sekarang. Baroque/Rococo style kaya dengan karya seni dan sangat elegant. Ukiran-ukiran emas sudut-sudut ruangan, detail-detail ornamental pada cermin lalu permadani untuk hiasan dinding ataupun lantai. Furnitur dan dekorasi dari bahan logam, hiasan-hiasan porselan, dan semua embel-embelnya. Istana Schönbrunn sama style nya seperti Istana Versailles di Prancis.
Setelah beli tiket kita masuk ke ruang pertama yang dibuka untuk publik. Bagian sayap barat dari istana. Ruang pertama adalah Guards Room. Ruang di mana para tentara menjaga ketat bagian utama istana ini. Dipojok kanan ada sebuah tungku keramik untuk menghangatkan ruangan di musim dingin. Lalu selanjutnya Ruangan Biliar (Billiards Room). Kaget loh...jaman dulu uda ada biliar?
Biliar kesukaan Raja Franz Joseph I (1830-1916). Lukisan dindingnya mewakili kejadian demi kejadian dialam sejarah Hasburg (keturunan raja2). Dalam 1 minggu Kaisar Franz Joseph menerima banyak tamu-tamu penting. Sambil nunggu ketemu kaisar Franz Joseph, tamu-tamu penting ini diijinkan main biliar di ruangan ini.
Total semua ruangan yang dimuseumkan dan dibuka untuk publik adalah 40 (dari sekian ratus ruangan yang ada). Generasi demi generasi meninggalkan cerita di setiap ruangannya. Walnut Room tempat menerima tamu-tamu penting, ruang belajar Kaisar Franz Joseph I, kamar tidur Kaisar Franz Joseph dan istrinya Ratu Elisabeth, tempat ganti baju ratu Elisabeth, sampai ke ruang belajar ratu Elisabeth.
Sampai di ruang selanjutnya, ruang Salon ratu Elisabeth. Dengan Neo-Rococo style. 3 lukisan ratu Elisabeth mendeksripsikan betapa cantiknya ratu Elisabeth (yang terkenal dengan sebutan Ratu Sissi). Lalu ruang makan keluarga kerajaan disebut Marie Antoinette Room. Disebut ruang Marie Antoinette setelah lukisan Marie Antoinette , dan anak2nya dipasang sebagai hadiah dari Napoleon untuk kaisar Franz Joseph.
Hidangan yang disajikan paling khas Wina di ruangan ini adalah Wiener Schnitzel, beef goulash, beef with onions, steamed dumplings or Kaiserschmarren (meaning literally "the emperor´s nonsense"). Kaiserschmarren kayak adonan untuk pancake cuma lebih kentel trus diorak-arik.
Yang mengagumkan saya adalah ruang Great Gallery...di ruang ini saya liat-liat dan jalan-jalan lebih lama. Ruangan sepanjang 43meter dipake untuk pesta dansa dan resepsi-resepsi. Ratu Maria Theresa paling suka ngadain acara untuk anggota keluarga kerajaan. Teater dan ballet ditampilkan oleh anak-anaknya sendiri. Ratu Maria Theresa punya 16 anak. 11 putri dan 5 pangeran.
Jendela-jendela tinggi, cermin-cermin kristal menyatu dengan dindingnya yang putih dan plester-plesteran emas sebagai hiasannya.
Lalu ceiling frescoes (langit-langit dengan lukisan) membentang di langit-langit ruangan ini. Dilukis oleh Gregorio Gugliemi dan pemahat plester/detail dekorasi ruangan Albert Bolla. Ruangan ini adalah yang paling hebat, bagus, indah, mewah di seluruh eropa. Dengan pigura-pigura ukiran emas di dinding bermotiv floral.
Di sebelahnya ruang Small Gallery. Ruangan yang sama cuma lebih kecil dan ada pintu penyambung ke Great Gallery untuk pesta-pesta besar. Didekorasi sama dengan ruang Great Gallery pada waktu yang sama dan dekorasi ruangan dengan style yang sama, Neo-Rococo style. Pada masa Ratu Maria Theresa, ruangan ini dipakai untuk pesta kecil. Di ruangan ini juga ada lukisan di langit-langit, yang juga karya Gregorio Gugliemi.
Setelah ruangan ini saya masuk ke ruangan lainnya. Di ruangan selanjutnya saya merasa ada yang beda. Apa ya....? seperti ada sentuhan asia di ruangan ini. Memang benar, ini adalah Chinese Cabinets. Di bagian kiri Oval Chinese Cabinet, di bagian kanan Round Chinese Cabinet. Ruangan ini didekorasi tahun 1760 dengan perpaduan antara gaya eropa dan china. Kedua bagiannya mempunyai karakter lebih intim, biasanya dipake oleh Ratu Maria Theresa untuk acara kecil2an seperti main kartu. Dinding berdekorasi sutra dengan motif pemandangan, burung dan floral, hiasan proselain seperti patung dan jambangan, cermin bergaya china dengan sepuhan emas di bingkainya. 4 ruangan selanjutnya bertema sama,
Blue Chinese Salon
Didekorasi pada masa Raja Franz I Stephan. Dindingnya dilapis oleh rice-paper dengan motif floral berdasar pucat. Lalu gambar-gambar orang-orang china sedang memanen padi, memelihara ulat sutra dan menenun sutra, pohon-pohon bambu, bawahnya keranjang2 bunga dikelilingi oleh burung dan kupu-kupi dengan background biru.
Di ruangan inilah ketika Raja terakhir dari kekaisaran Austria, Karl I mengumumkan bahwa pada tahun 11 November 1918 Kerajaan Austria berubah menjadi negara Republik dan sebagai penutup sejarah kekaisaran/ kerajaan Austria.
Ketika Napoleon datang dan menguasai Wina pada tahun 1805 dan 1809 (2 kali), dia memilih istana Schönbrunn sebagai markas besar.
Selama dia berada di Wina dia menempati sebuah ruangan yang kemudian dinamain Napoleon Room. Pernikahannya dengan Putri Raja Franz II/I, Marie Louise bertujuan untuk mendamaikan 2 orang penguasa (Napoleon dan raja Franz I/II). Dari pernikahan ini lahir seorang anak laki-laki, the Duke of Reichstadt yang kemudian kamar ini dipake olehnya.
Setelah Napoleon turun tahta dan dikalahkan di Austria, Marie Louise membawa anaknya (dari Roma) balik ke Vienna dan tinggal di istana Schönbrunn. The Duke of Reichstadt mempelajari ilmu tumbuh-tumbuhan dan seni berkebun. Usia 21 the Duke of Reichstadt meninggal karena TBC di ruangan ini.
Porcelain Room.
Diperbaharui tahun 1763/64 oleh designer dari Prancis Jean Pillement. Ruang ini dipake untuk belajar dan bermain Ratu Maria Theresa.
Pigura-pigura kayu bernuansa biru dan putih, dilukis dan diukir seperti porselen menutupi seluruh dinding ruangan sampai ke langit-langit. Motif timbul dindingnya sedemikian rupa dengan tema garlan dan buah-buahan seperti tiang penyangga dan payung model china dipuncaknya. Motifnya dilukis dengan tinta china termasuk 4 bingkai medali potret Marie Christie dan suaminya Albert of Saxony-Teschen.
Ruangan ke-32 adalah Millions Room.
Panel-panel dindingnya berhias ukiran rosewood yang berkesan eksotis. Efeknya benar-benar indah dan cantik. Seluruh interiornya semula dibuat untuk Istana Belvedere tapi ratu Maria Theresa memindahkannya tahun 1766 ke istana Schönbrunn. Ruangan ini bertemakan Indo-Persian style dari abad 17. Indo-Persian? ada sangkut pautnya kah dengan Indonesia...hehehhee....Indonesia kan suka numpang tenar.
Ternyata Indo-Persian itu perpaduan antara gaya India dan Persia.
Selanjutnya ruang Miniatures Cabinet yang terang benderang, ruangan Gobelin Salon dengan permadani besar bergambar dermaga di Antwerp menghias satu sisi dinding. Ruangan belajar Ratu Sophie yang berambisi melindungi tahta kerajaan untuk anaknya Franz Joseph I. Di ruangan Red Salon banyak tergantung lukisan-lukisan dari raja-raja sebelumnya. Lukisan Raja Ferdinanz II/I, Raja Ferdinand I, Ratu Maria Anna.
Semuanya mengesankan saya.
Bayangkan....500 tahun yang lalu di mana tidak ada teknologi apapun tapi mereka bisa berkaya, mereka bisa menciptakan sesuatu yang indah dan bertahan sepanjang masa. Mereka punya bakat yang lebih tinggi (menurut saya) daripada jaman sekarang yang hanya mengandalkan kepraktisan dari teknologi (walaupun sebagian jadi berguna).
Ruang Terrace Cabinet, Ruang Reiches Rimmer (meaning Rich Room) kamar tidur Raja Franz Karl dan Ratu Sophie, ruang belajar Raja Franz Karl, ruang salon Franz Karl, sampai ruang terakhir (ke-40) ruang persiapan berburu.
Akhirnya kita keluar dari bangunan istana. Di belakang istana terhampar kebun dan taman yang sangaaaaattt besar dan luas. Dibuka untuk publik tahun 1779. Sejak itu menjadi tempat rekreasi yang kemudian jadi tujuan turis internasional. Ada labyrinth-nya, ada air mancur, kolam, kebun botanical, kebun binatang, carriage museum, rumah palem, pavillion, monumen2 dan 10 tema lainnya di setiap sudut taman.
[caption id="attachment_6993" align="alignnone" width="499" caption="(gambar: lukisan oleh Canaletto tahun 1760)"][/caption]
Tahun 1996 istana Schönbrunn masuk dalam daftar World Heritage UNESCO dan sampai sekarang menjadi objek kunjungan turis international di Wina. Karena itu Pemerintah Austria merawat dengan sangat baik istana Schönbrunn ini bukan karena sekedar objek wisata, tapi sebagi warisan sejarah masa lalu. Okelah....bisa jadi pada masa kekaisaran dulu, rakyat-rakyat biasa di luar sana menderita dan miskin.
Tentu saja, siapa yang bayarin bikin semua kemegahan istana kalau bukan dari pajak rakyat dan hasil menjajah negara lain? Tapi yah ... sampai sekarangpun masalah itu tetap ada. Baik atau buruk kekaisaran pendahulu, mereka meninggalkan karya seni tingkat tinggi. Mereka mewariskan sesuatu yang sangat berharga yang sekarang menjadi kebanggaan Austria.Saya juga ingin....ingin juga menciptakan sesuatu yang indah dalam hidup saya yang nantinya menjadi kebanggaan generasi saya selanjutnya.
Bukan istana megah, bukan kebun yang besar dan luas tapi hidup yang berarti, cinta kasih, takut akan Tuhan, ketulusan. Terlalu muluk dan rohani? mungkin... Tapi saya ingin mengusahakannya....dan saya engga bisa berjalan sendiri. Selalu ingin Tuhan berada di samping saya, keluarga, dan temen2 yang saling menyayangi. Saya tau, ditengah-tengah perjalanan selalu ada kegagalan, sakit hati, kekecewaan, ketidakpuasan, keegoisan, kesusahan (terima kasih untuk semua orang yang selalu bersama saya disaat-saat susah) tapi selalu ada kesempatan untuk memulai sesuatu yang lebih baik.
Terima kasih udah baca tulisan saya.
kayaknya ruang billiard impian Bambang, simon, wily dan pangsit deh..
ReplyDeleteHa.ha.ha. iya gile ruangan billiard-nya keren pisan... coba di Istana Kepresidenan ada kayak gini ya... kebayang SBY dan JK lagi nyodok2 Mega.. eh.. bola maksudnya :P
ReplyDelete