Bab 2-1
Hanya pertemuan biasa saja kah?
Sudah berapa jauh aku berjalan meninggalkan restoran itu? Sedang berada dimana kah aku? Tidak jelas, aku berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Semua tempat wisata sudah aku kunjungi. Dan ternyata perjalanan kali ini hanya berputar putar di sekitar lokasi hotel. Hingga akhirnya aku putuskan untuk berdiam diri di sebuah bale bengong .
Akhirnya aku bermain main dengan kamera ku, tanpa fokus objek yang jelas, aku sembarang menggambil action alam pantai 7 ombak. Yang selama aku berada disini belum sekali pun aku melihat 7 ombak dalam sekali waktu. Paling banter dan rekor bagiku, hanya 5 ombak, dan semua nya itu sudah aku puaskan dalam jepretan kamera ku.
Mengintip dari celah lensa kecil kamera, sebelah kanan lautan luas membiru sedih.Lengkungan bumi masih saja menunjukkan raut wajah kesedihan. Seperti itu juga aku melihat cekungan pantai sebelah kiri ku. Dengan barisan pondokkan dan lagi lagi aku melihat lengkungan kesedihan. Apa semua yang kulihat adalah kesedihan semu semata ? kebahagian sesaat yang pernah aku rasakan sepertinya tidak kuat menahan kesedihan dunia, seperti hal tadi pagi ketika aku membuka jendela, menatap senyuman cekungan pantai, yang hilang sirna oleh lengkungan kesedihan bumi. Sampai kapan kesedihan ini? Sampai aku melepaskan fokus kameraku dan menjatuhkan kepalaku tergeletak jatuh di pinggiran bale. Hingga semua yang aku lihat menjadi terbalik. Langit biru bersih tak bernoda awan hitam, lengkungan bumi menjadi senyuman begitu juga cekungan garis pantai. Semua tersenyum kepada ku. Apa aku harus membalikan kehidupan ku untuk mendapatkan kebahagiaan? Apa saja kesalahan ku hingga aku hanya merasakan sedikit kebahagiaan dengan DIA…ach.
Pikiranku ku tarik kembali, memikirkan apa saja yang bisa aku lakukan untuk menghabiskan waktu 3 hari. Seperti ini terus? Rasanya tidak mengasikkan.Tapi apa yang bisa aku lakukan lagi, hush….
Sambil menghisap rokok, aku menghitung hitung jumlah ombak, dan sejauh ini belum ada yang memecahkan rekor ku. Tidak ada yang melebihi 5 ombak.
1,…2,…3,… 3 ombak saja
1,…2,…,3…,4…,5… 5 ombak saja
1,…2… 2 ombak saja payah…
1,…2,…3,…,4…,5…,6…,7… 7 ombak akhirnya
APA!!! 7 ombak, sial sial, lemparan batang rokok dan sambaran kamera ku tidak seberuntung pandangan terbalik ku ?, apa aku harus membalikkan kepalaku untuk mendapatkan kembali 7 ombak ? apa aku harus juga membalikkan kehidupan ku untuk mendapatkan kebahagiaan ?
Aku menantang semua itu. Kali ini aku terjaga siap dalam posisi mem foto. Kubidikan kamera ku , menantang kembali hadirnya 7 ombak, kemana lari nya mereka. Sungguh sial. Aku mencari cari ke 7 ombak itu, hingga bidikan ku terhenti di pondokkan ku. Kesepian kain gorden melambai lambai menyapa ku. Meminta kembali menemani mereka ?
Terlintas pikiran nakal ku untuk mencari perempuan tadi pagi. Sepertinya pondokkan ini yang dia tuju. Ach sayang sekali, lensa kamera ku tidak bisa menangkap lebih jelas siapa siapa saja yang berada di balkon pondokan. Tidak jelas, bidikan buram, seorang sedang sibuk seperti mencatat ( hm mungkin perempuan di restoran itu kah? ), sepertinya iya. Dan ditemani 2 orang lagi yang sepertinya sedang memainkan….? ach tidak jelas, mp3 player mungkin. Dan seorang lagi keluar dari dalam pondokkan, n entah mengapa aku tertegun menyakinkan seorang itu adalah perempuan, sedang membetulkan rambutnya agar rapi di balik topi sport, dan menyelipkan batang kaca mata di belahan dadanya. Mengapa dari nya begitu berbeda ?
Aku melepas semua pandangan tadi. Melempar pandangan kembali menatap ombak ombak berharap 7 ombak kembali datang. Yang nyatanya, aku menyerah merebahkan tubuhku letih menunggu 7 ombak, hingga aku tak sadarkan diri akibat belaian angin.
( duh mules, mo nyetor dulu ach....FYI, lokasi ombak 7 ini beneran ada. Lokasi di ujung genteng,pelabuhan ratu. sepengalaman gue, asli Cuma bisa liat ampe 5 ombak doang )
Hanya pertemuan biasa saja kah?
Sudah berapa jauh aku berjalan meninggalkan restoran itu? Sedang berada dimana kah aku? Tidak jelas, aku berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Semua tempat wisata sudah aku kunjungi. Dan ternyata perjalanan kali ini hanya berputar putar di sekitar lokasi hotel. Hingga akhirnya aku putuskan untuk berdiam diri di sebuah bale bengong .
Akhirnya aku bermain main dengan kamera ku, tanpa fokus objek yang jelas, aku sembarang menggambil action alam pantai 7 ombak. Yang selama aku berada disini belum sekali pun aku melihat 7 ombak dalam sekali waktu. Paling banter dan rekor bagiku, hanya 5 ombak, dan semua nya itu sudah aku puaskan dalam jepretan kamera ku.
Mengintip dari celah lensa kecil kamera, sebelah kanan lautan luas membiru sedih.Lengkungan bumi masih saja menunjukkan raut wajah kesedihan. Seperti itu juga aku melihat cekungan pantai sebelah kiri ku. Dengan barisan pondokkan dan lagi lagi aku melihat lengkungan kesedihan. Apa semua yang kulihat adalah kesedihan semu semata ? kebahagian sesaat yang pernah aku rasakan sepertinya tidak kuat menahan kesedihan dunia, seperti hal tadi pagi ketika aku membuka jendela, menatap senyuman cekungan pantai, yang hilang sirna oleh lengkungan kesedihan bumi. Sampai kapan kesedihan ini? Sampai aku melepaskan fokus kameraku dan menjatuhkan kepalaku tergeletak jatuh di pinggiran bale. Hingga semua yang aku lihat menjadi terbalik. Langit biru bersih tak bernoda awan hitam, lengkungan bumi menjadi senyuman begitu juga cekungan garis pantai. Semua tersenyum kepada ku. Apa aku harus membalikan kehidupan ku untuk mendapatkan kebahagiaan? Apa saja kesalahan ku hingga aku hanya merasakan sedikit kebahagiaan dengan DIA…ach.
Pikiranku ku tarik kembali, memikirkan apa saja yang bisa aku lakukan untuk menghabiskan waktu 3 hari. Seperti ini terus? Rasanya tidak mengasikkan.Tapi apa yang bisa aku lakukan lagi, hush….
Sambil menghisap rokok, aku menghitung hitung jumlah ombak, dan sejauh ini belum ada yang memecahkan rekor ku. Tidak ada yang melebihi 5 ombak.
1,…2,…3,… 3 ombak saja
1,…2,…,3…,4…,5… 5 ombak saja
1,…2… 2 ombak saja payah…
1,…2,…3,…,4…,5…,6…,7… 7 ombak akhirnya
APA!!! 7 ombak, sial sial, lemparan batang rokok dan sambaran kamera ku tidak seberuntung pandangan terbalik ku ?, apa aku harus membalikkan kepalaku untuk mendapatkan kembali 7 ombak ? apa aku harus juga membalikkan kehidupan ku untuk mendapatkan kebahagiaan ?
Aku menantang semua itu. Kali ini aku terjaga siap dalam posisi mem foto. Kubidikan kamera ku , menantang kembali hadirnya 7 ombak, kemana lari nya mereka. Sungguh sial. Aku mencari cari ke 7 ombak itu, hingga bidikan ku terhenti di pondokkan ku. Kesepian kain gorden melambai lambai menyapa ku. Meminta kembali menemani mereka ?
Terlintas pikiran nakal ku untuk mencari perempuan tadi pagi. Sepertinya pondokkan ini yang dia tuju. Ach sayang sekali, lensa kamera ku tidak bisa menangkap lebih jelas siapa siapa saja yang berada di balkon pondokan. Tidak jelas, bidikan buram, seorang sedang sibuk seperti mencatat ( hm mungkin perempuan di restoran itu kah? ), sepertinya iya. Dan ditemani 2 orang lagi yang sepertinya sedang memainkan….? ach tidak jelas, mp3 player mungkin. Dan seorang lagi keluar dari dalam pondokkan, n entah mengapa aku tertegun menyakinkan seorang itu adalah perempuan, sedang membetulkan rambutnya agar rapi di balik topi sport, dan menyelipkan batang kaca mata di belahan dadanya. Mengapa dari nya begitu berbeda ?
Aku melepas semua pandangan tadi. Melempar pandangan kembali menatap ombak ombak berharap 7 ombak kembali datang. Yang nyatanya, aku menyerah merebahkan tubuhku letih menunggu 7 ombak, hingga aku tak sadarkan diri akibat belaian angin.
( duh mules, mo nyetor dulu ach....FYI, lokasi ombak 7 ini beneran ada. Lokasi di ujung genteng,pelabuhan ratu. sepengalaman gue, asli Cuma bisa liat ampe 5 ombak doang )
Waduh pikiran nakal... berbahaya
ReplyDelete