Jadi, sebetulnya kenapa bensin harus naik harganya?
Sori gak sempet cari gambar, sibuk terus nih dari kemaren..
Jumat, 11 April 08
Dengan melonjaknya harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$ 100 per barrel, DPR dan Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp. 153 trilyun. Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai sebagai subsidi dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang yang dikeluarkan?
Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata "subsidi BBM" itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu besarnya, uangnya dilarikan ke mana?
Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang jelas, atas dasar asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai berikut.
Harga minyak mentah US$ 100 per barrel. Karena 1 barrel = 159 liter, maka harga minyak mentah per liter US $ 100 : 159 = US$ 0,63. Kalau kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah menjadi Rp. 6.300 per liter.
Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. Kalau ini ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan Rp. 6.300 + Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430 per liternya. Jadi perlu subsidi.
Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa minyak mentah yang ada di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$ 100 per barrel. Padahal tidak. Buat minyak mentah yang ada di dalam perut bumi Indonesia , Pemerintah dan Pertamina kan tidak perlu membelinya? Memang ada yang menjadi milik perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi buat yang menjadi hak bangsa Indonesia , minyak mentah itu tidak perlu dibayar. Tidak perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah kelebihan uang tunai.
Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga kekurangannya harus diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal, yang dalam tulisan ini dianggap saja US$ 100 per barrel.
Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang yang harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan seperti Tabel terlampir.
Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35 trilyun ini, dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang dinamakan subsidi sebesar Rp.153 trilyun itu?
Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada. Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.
PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)
DATA DAN ASUMSI
Produksi : 1 juta barrel per hari
70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia
Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun
Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel, 1 US $ = Rp. 10.000
Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per barrel, 1 barrel = 159 liter
Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual Rp. 4.500 per liter
PERHITUNGAN
- Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 = 40,624,500,000
- Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
- Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun 19,375,500,000
- Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini : (19,375,500, 000 : 159) x 100 x 10.000 = 121,900,000, 000,000
Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar 35,316,815,000, 000
Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap liter bensin premium yang dijual :
- Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500
- Biaya lifting, pengilangan dan transportasi US $ 10 per barrel atau per liter : (10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630
- Kelebihan uang per liter Rp 3,870
- Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri : 40,624,500,000 x Rp. 3.870 = 157,216,815, 000,000
Oleh Kwik Kian Gie
duh pusing mikirin BBM. jadi jawab dari Topic sih uang BBM untuk bayar hutang negara. kalau diliat2x indonesia cukup beramal juga..bayarin hutanng dan interest rate pinjamannya... ;-(
ReplyDeletetah eta...
ReplyDeleteyg gw heran org2 indonesia udah bayarin2 hutang, tapi kenapa hutang2nya gak lunas2 yah? :-O
ReplyDeleteiya..bingung juga. BBM naik inflasi tambah tinggi yah. INFLASI loh..bukan PRESTASI! (N)
ReplyDeleteyg gw bingung, karyawan pasti minta naek gaji.. sedangkan pendapatan si bos tetep, malah cenderung berkurang dengan banyaknya saingan..
ReplyDeletejadi om macan, bagaimana Anda menyikapi hal tersebut sebagai bos? (H)
gw dapet email yang judulnya Tidak Ada Subsidi+BBM! itu adalah penipuan masal untuk menguras rakyat. Mungkin sama kali ya dengan punya Wily bentuknya Pdf..sih dah takirim satu buat bambang tp bingung kl mw share dsn gmn caranya atau mskin di file sharing yah? :-S
ReplyDeletewah hari ini postingnya ada gambar, tq yah bang udah ngeditin.. (paling mungkin yg editin kan si bambang) hauhauaha..
ReplyDeleteSkg harga minyak per barel = 128 US$
ReplyDeletepusing mikirin harga minyak. Di sini udah naik juga harga bensin biasa 1 liter = 1,75 Eur (sekitar 26000 rupiah) trus pajak kendaraan bermotor juga mo naik. Inflasi terusss, harga2 kebutuhan pokok naik. Paprika 3 biji doang udah 5,5 euro. Pupus sudah harapan! :-$ di mana-mana susah n ripuh.