KELUARGA David Hartanto Widjaja (21) yakin mahasiswa Nanyang Technology University (NTU) Singapura itu tidak menyerang dosennya kemudian bunuh diri. Mereka mencurigai dia telah dibunuh karena adanya sejumlah kejanggalan. Sayang, jenazah David sudah diperabukan.
Sejak awal sudah ada kejanggalan. Ketika tiba di Singapura, mereka merasa diputar-putar oleh pihak universitas. Keluarga tidak diperbolehkan melihat jenazah David secara keseluruhan dengan alasan melanggar aturan di negara itu. Jenazahnya pun sudah dibungkus menggunakan plester.
“Bilangnya jenazah tak boleh dilihat. Tempat kejadian perkara sudah bersih,” kata Wiliam Widjaja (23), kakak kandung David, di rumahnya, Perumahan Permata Indah I No 15, Penjaringan, Jakarta Timur, Kamis ( 5/3/2009 ).
Tak ada yang tahu apa yang menyebabkan David terjatuh dari loteng fakultas. Tidak ada pula yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi di ruang sang profesor ketika insiden penusukan terjadi.
Namun Wiliam yang berangkat ke Singapura bersama ayah dan ibunya, Hartanto Widjaja dan Chai Li Kim, sempat melihat tidak ada luka sayatan di pergelangan, justru ada luka gores pisau di leher David. “Seperti disayat-sayat pisau,” kata Wiliam. “Ada bukti yang membuat kami yakin adik saya dianiaya,” imbuh Wiliam.
Dia membantah keras David telah menusuk dosen pembimbingnya, Profesor Chan Kap Luk (45) dengan pisau dapur sepanjang 10 cm, sebagaimana pemberitaan media massa di Singapura. Apalagi informasi yang diperoleh keluarga dari pihak universitas hanya hasil wawancara presiden kampus dengan profesor Chan Kap Luk, itupun di ruangan tertutup.
Wiliam meragukan informasi yang mengatakan pisau itu dibawa David. “Saya dengar dari mahasiswa dan teman-teman David, seringkali profesor itu (Chan Kap Luk) menyimpan pisau di lemari untuk memotong buah-buahan,” lanjut Wiliam.
Dia menyesalkan pemberitaan media Singapura yang selalu memojokkan David sebagai pelaku kriminal. “Saya sebagai kakaknya, David seumur hidupnya nggak pernah ngomong kasar ke saya, nggak pernah. Makanya dari awalpun saya tahu, berita tentang David tidak benar. Justru adik saya yang jadi korban, tapi nama adik saya yang rusak,”ujarnya.
Media Singapura juga menggambarkan bahwa David emosi dan stres karena beasiswanya diputus sehingga menyerang sang profesor. Padahal, ketika beasiswa diputus, kata Wiliam, David sudah memberitahukan pada keluarga. “Kami bilang tidak apa-apa karena David semester akhir,” ujar Wiliam.
Keluarga menduga David adalah korban kekerasan seksual. “Saya yakin David dianiaya. Kita akan cari bukti kalau David mengalami kekerasan seksual,”katanya. Sehingga mereka akan terus mencari tahu soal kehidupan seksual profesor Chan. “Jika kami menemukan bukti, akan kami jabarkan,” kata Wiliam.
Kejanggalan lainnya, menurut Jimmy, tetangga kamar David di lantai 1 asrama Hall of Residence 4, NTU, korban terlihat biasa-biasa saja sebelum kematiannya, Senin (2/3) pagi. Jimmy sempat bertemu David Senin dinihari. “Kami saling mengucapkan salam. Dia tampak normal, tak ada yang aneh,” imbuh ujar Jimmy dilansir The Electric Newpaper.
Investigasi KBRI
Hartanto Widjaja, ayah David, telah meminta agar kasus ini diselidiki lebih lanjut. “Kami minta pada konsulat jenderal RI
(KBRI) untuk melakukan investigasi. Saya minta agar investigasi dilakukan untuk mengklarifikasi jalannya peristiwa,” ujar Widjaja.
Dia juga tidak percaya anaknya melakukan penusukan lalu bunuh diri. “Apakah benar dosen itu ditusuk? Apakah benar skenarionya hanya ada Prof Chan sama anak saya? Sebab kejadiannya jam 10 pagi, bukannya ramai pada saat itu?” ujar Widjaja yang baru kembali ke Indonesia Kamis malam. Widjaja masih menganggap kasus ini penuh dengan kejanggalan. Bahkan teman-teman kuliah David pun tidak menyangka tuduhan polisi terhadap David. “Saya tidak mengatakan ini sudah selesai. Saya masih penasaran menunggu berita sebenarnya,” ujarnya.
Widjaja mengakui telah menerima surat peringatan dari Universitas Nanyang perihal menurunnya prestasi David beberapa waktu belakangan. Namun dia menilai, isu pencabutan beasiswa sengaja dimunculkan pihak universitas agar seolah-olah anaknya bersalah. Dia menyatakan sanggup membayar sendiri biaya kuliah David. “Tinggal satu semester, paling berapa sih?” ujarnya.
Mengenai permintaan investigasi kepada KBRI, menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah, itu bukanlah kewenangan lembaga perwakilan seperti KBRI. “Kantor perwakilan tidak melakukan investigasi. KBRI hanya memantau perkembangan proses investigasi pihak kepolisian Singapura,” kata Faizasyah.
Menurutnya, kerjasama investigasi antarkepolisian tidak bisa dilakukan begitu saja. Ada hukum antarnegara yang membatasi hal tersebut. Mabes Polri yang membawahi institusi itu belum mau berkomentar soal desakan investigasi tersebut. “Nanti saya cek dulu. Saya belum bisa berkomentar,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira.
Sebelumnya, anggota komisi I DPR Yuddy Chrisnandi berharap pihak Interpol Indonesia bersama Kepolisian Singapura mengadakan investigasi bersama menyusul ditemukannya beberapa kejanggalan dalam kematian David.
Sulit diungkap
Sayangnya jenazah David sudah dikremasi pada Selasa sore di Singapura dan abunya dilarung ke Laut Singapura. Inilah yang bakal menyulitkan pengungkapan kasus tersebut. “Kalau merasa ada yang janggal, sebenarnya bisa mengajukan keberatan. Tapi kalau pun mekanisme itu ada, keluarga harus bisa menerima kalau ternyata tidak bisa dilanjutkan karena jasadnya sudah tidak ada lagi,” kata kriminolog UI Adrianus Meliala.
Dia menyayangkan keputusan keluarga mengkremasi jasad David. “Semuanya akan lebih mudah kalau jasadnya itu ada. Jasad itu sampai dua bulan masih bisa diketahui penyebab kematiannya,”katanya.
Meski jasad David telah diautopsi sebelum dikremasi, namun kata Adrianus, jika nanti hasilnya keluar dan David dinyatakan bunuh diri, keluarga akan sulit keberatan. “Bagaimana pun mengkremasi David langkah yang salah,” lanjutnya.
Dia mengimbau agar keluarga David sabar menunggu hasil autopsi Singapura yang makan waktu hingga sebulan. “Jangan asal nuduh NTU, mesti hati-hati. Mungkin ada baiknya keluarga berhubungan dengan LSM setempat yang mengadakan advokasi untuk kasus-kasus serupa,” ujar Adrianus.(berbagai sumber)
Kebenaran yang Tidak Diungkap di Media dalam Kasus David Hartanto
Hari ini (5/3-09) saya dan temen2 SD/SMP yang seangkatan sama David Hartanto (Ming2) kita sama2 main kerumah keluarga Hartanto, sekedar untuk menyampaikan bela sungkawa, serta mencari kebenaran yang sesungguhnya karena kami tahu kalau David tidak akan melakukan hal-hal yang seperti diberitakan oleh media. Disana kami disambut oleh kakak David, dan orangtuanya, kebetulan kami datang bersamaan dengan keluarga besar Hartanto, jadi kami lebih banyak mengobrol dengan kakak David, yaitu William Hartanto, atau dulu dikenal teman2 seangkatannya dengan panggilan Weha.
Semakin lama mendalami kasus ini, makin banyak keanehan yang terbuka, dan untuk adanya pemberitaan yang mulai menunjukkan kebenaran, kami berterima kasih untuk rekan David di NTU yaitu edwin, kami tahu dia mempertaruhkan gelar sarjananya demi mengungkap kebenaran, karena itu kami juga mau membantu menyebarkan kabar yang sesungguhnya -walaupun terus ditutupi dan dihalangi oleh pihak NTU-
Kejanggalan-kejanggalan yang ada:
1. Munculnya berita bahwa David menyerang Profesor Chan Kap Luk, lalu bunuh diri, padahal tidak ada bekas sayatan di pergelangan tangan seperti yang diberitakan, lalu darimana muncul berita tersebut? Untuk apa dimunculkan berita palsu bahwa David menyayat pergelangan tangannya?
2. Saat keluarga tiba disana senin malam setelah kejadian, keluarga ingin langsung melihat jenazah David, namun dihalangi oleh pihak2 tertentu, dengan alasan sudah peraturan, tentu saja keluarga harus menurut, apalagi saat itu keluarga masih syok. Lalu saat diizinkan melihat kondisi jenazah keesokan harinya, keluarga hanya diizinkan untuk melihat jenazah bagian leher ke atas, sedangkan bagian tubuh yang lain telah ditutupi plastik. Keluarga Hartanto juga telah mengkonfirmasikan ke pihak polisi Singapura, tidak ada luka di bagian pergelangan tangan. Saat itu keluarga Hartanto juga melihat di bagian leher depan (daerah leher dibawah bahu) terdapat banyak plesteran luka.
Pertanyaannya. Untuk apa keluarga Hartanto menunggu 1 hari untuk melihat jenazah keluarga kandung mereka sendiri? Mengapa jenazah harus ditutupi oleh plastik? Apakah benar ada peraturan seperti itu? Atau hanya karangan pihak2 tertentu saja untuk menutupi kenyataan? Darimana asal luka di leher? Mengapa jenazah David terlihat berdarah cukup parah di bagian bokong?
3. Saat keluarga tiba di TKP senin malam, karena tidak diizinkan untuk melihat jenazah, keluarga datang ke NTU untuk melihat TKP, namun saat sampai, polisi tidak menemukan satupun bekas darah ataupun police line. Hebat bukan? Hanya dalam waktu sekitar 7 jam sejak waktu kejadian, TKP telah bersih total, adakah alasan untuk buru2 membersihkan TKP?
4. Lalu keluarga datang melihat kamar David, dan apa yang ditemukan? Ternyata semua peralatan komputer yang ada di kamar David semua MENYALA. Apakah seorang yang mau bunuh diri akan menyalakan semua peralatan komputernya? Bahkan menurut kesaksian seorang teman, account MSN David masih menyala. Apakah hal ini terlihat seperti David mau mengakhiri hidupnya? Bahkan dia masih bermain game online sampai jam 2 pagi di hari kejadian bersama teman yang tadi menjenguk keluarga David.
5. Pada ruangan profesor tertinggal tas David yang biasa dia bawa, dan tebak apa yang dia bawa dalam tasnya? Sebuah handuk dan botol air mineral 1,5 L. (Semua yang mengenal Ming2 pasti tahu, dikelas, sejak SD, Ming2 selalu membawa handuk, bahkan kadang dikalungkan di leher saat berada di kelas, dia juga selalu membawa air minum yang banyak karena mamanya selalu berpesan untuk banyak mengkonsumsi air). Apakah seorang yang mau membunuh, lalu bunuh diri, akan membawa barang seperti itu? Akan jauh lebih mudah untuk membawa sebilah pisau yang besar (lebih besar dari pisau berukuran 10cm yang muncul di TKP, yang entah milik siapa).
6. Keluarga dihalang-halangi saat hendak bertemu dengan Profesor Chan Kap Luk, dengan alasan, saat itu dia sedang di ICU, dan kenyataannya? Hari rabu sang Profesor telah keluar dari rumah sakit. Apakah ada catatan seorang yang menderita luka tusukan parah yang harus masuk ICU, dapat keluar dari rumah sakit dalam tidak sampai 2 hari? Benarkan sang Profesor terluka? Atau hanya membaca koran sambil bersantai di ICU?
7. Saat keluarga ingin bertemu dengan "saksi mata" yang melihat David melompat dari lantai 4, pihak NTU menghalangi dengan alasan hal itu harus dirahasiakan. Oke, kalau begitu, darimana kita tahu kalau benar2 ada orang yang melihat kalau David benar2 melompat, bukannya terjatuh ataupun dijatuhkan orang?
8. Data tentang David dan FYP (Final Year Project) nya telah dihapus dari database NTU. Hanya dalam 2 hari, NTU langsung menghapus data topik FYP yang sedang David kerjakan, adakah alasan khusus dibalik keterburu-buruan pihak NTU untuk menghapus data tersebut? Tidakkah ada rasa ingin mengenang salah satu mahasiswa berprestasinya, alih-alih langsung menghapus data, seakan David tidak pernah kuliah disana?
9. Polisi Singapura menahan Laptop milik David dan akan dikembalikan setelah penyelidikan selesai. Untuk apa?
10. Pisau yang ada di TKP, dilaporkan berasal dari hall 4, itu hasil investigasi? Atau hanya karangan? Seorang teman di NTU berkata bahwa biasanya seorang dosen memiliki pisau kecil di ruangannya yang biasa digunakan untuk memotong buah. Jadi? Itu pisau milik David Hartanto atau Chan Kap Luk?
11. Waktu kejadian adalah sekitar jam 10.45 waktu Singapura hari Senin, apakah tidak terdengar aneh jika hanya sedikit sekali mahasiswa yang ada dan menyaksikan kejadian? Adakah tekanan dari pihak NTU untuk tutup mulut?
12. Senjata yang ditemukan -pisau buah 10cm- ditemukan tanpa gagang, dimanakah gagangnya? Mengapa tidak dilakukan analisa sidik jari? Jelas tidak mungkin menusuk seseorang tanpa menggunakan gagang pisau, jadi entah siapapun yang menusuk siapa, pasti ada gagangnya, namun pemberitaannya belum jelas.
Tambahan:
Kalo sampai pisau patah saat menusuk, berarti dapat diasumsikan kalau tusukan itu kuat dan dalam, jika itu menusuk si Prof, dia bisa keluar dalam 2 hari? Jika yang ditusuk adalah David, bagian mana? Kemungkinan itu adalah bagian bokong yang berdarah parah dalam foto. Dapat dipastikan itu bukan darah karena terjatuh, karena jika terjatuh dia hanya akan mengalami luka memar, tidak akan sampai berdarah parah, apalagi ini adalah bagian bokong belakang, sedangkan David jatuh tertelungkup.
Pemberitaan miring yang disebutkan media pun tidak berdasar, berikut klarifikasinya:
1. David berniat membunuh Profesornya lalu bunuh diri meloncat. Di dalam ruangan tersebut hanya ada David dan Profesor, David telah tiada, dan kesaksian yang bisa didengarkan hanyalah dari Profesor, darimana kita tahu kalau kesaksian tersebut benar? Tanpa bukti2 yang cukup, kesaksian Profesor tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan David.
2. David dikatakan stress karena beasiswanya dicabut, bahkan dia salah sasaran, yaitu mengamuk ke dosen pembimbingnya. Tidakkah hal itu terdengan sangat aneh? David sangat tahu dengan jelas bahwa beasiswanya diberhentikan karena prestasinya menurun, bukan salah Profesor itu. Pihak keluarga telah diberitahu sejak hari pertama diberitahukan bahwa beasiswanya diberhentikan, dan pihak keluarga menerima, dan mampu untuk membayarnya, David juga bersikap biasa2 saja tentang pemberhentian beasiswanya. Bagi yang mengenal dia, tentu tahu bahwa dia orang yang sangat cuek, hal ini juga dapat dilihat dari post edwin.
3. Dikatakan pula, bahwa David depresi karena tidak mampu menyelesaikan FYPnya. Seorang rekan David disana menyatakan bahwa FYP David hampir selesai. Dia tidak pulang ke Indonesia pada akhir semester lalu, karena ingin berkonsentrasi menyelesaikan FYPnya. Bagi yang mengenal David, apalagi kami teman sekolahnya, tentu tahu, David sejak dulu memang ketagihan game, tapi 1 hal, dia selalu mengerjakan tugas dan PRnya dengan baik, tanpa bantuan orang lain apalagi menyalin hasil pekerjaan orang lain. Jadi, jika dikatakan dia menyerang dosen pembimbingnya karena FYPnya tidak selesai, hal itu benar2 tidak masuk diakal.
4. David diberitakan pula menghilang dari pergaulan selama kurang lebih 1 minggu sebelum kejadian, namun keluarga David tahu yang sebenarnya, David sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan FYPnya, jadi pernyataan bahwa David menghilang dari pergaulan karena sedang depresi dan ingin membunuh itu sangat tidak valid, karena saat itu dia banyak chatting dengan kakaknya, bahkan bermain game online bersama temannya di Indonesia. Terlihat seperti orang depresi yang mau membunuh dosennya? Tidak sama sekali!
Saat ini fakta-fakta yang muncul setelah menyingkirkan pemberitaan media adalah:
1. David meninggal jatuh dari lantai 4, tanpa luka sayatan di pergelangan tangan, dan dengan luka di bagian leher, serta bagian bokong berlumuran darah.
2. Sang Profesor keluar dari rumah sakit dalam 2 hari, tanpa kejelasan dan foto apakah dia terluka atau tidak.
3. Pisau tidak jelas berasal darimana, dan ditemukan tanpa gagang.
4. Pihak universitas menutup-nutupi kejadian ini.
Spekulasi dan kemungkinan-kemungkinan:
Apakah benar David menyerang profesor saat dia sedang membungkuk menghadap ke layar komputer? Jika itu benar, maka tidak mungkin saat ini profesor tersebut telah pulang ke rumahnya dalam 2 hari sejak kejadian.
Apakah sang profesor tersebut yang justru menyerang David?
Tidak tahu, namun jika ya, apa motifnya?
Saat ini santer beredar di Singapura kabar bahwa sang Profesor ingin merebut FYP milik David. Hal ini didukung oleh kesaksian teman David yang mengatakan FYP David hampir selesai. Apakah mungkin seorang dosen dan Profesor dari universitas terkemuka di negara maju mau merebut FYP milik mahasiswanya sendiri? Apakah ini motif sesungguhnya? Kita tidak tahu!
Apakah ada orang ketiga dalam kasus ini?
Kita tidak juga tahu.
Ming, saat ini lo udah gak ada, gak ada lagi yang bisa kita lakukan buat lo, selain pulihin nama baik lo, dan menyatakan kebenaran, lo istirahat yang tenang aja disana.
RIP, ming.
Kabarkan ini ke teman-teman, saudara, dan copylah tulisan saya ini di blog/forum/facebook/friend
coba perhatiin david hartanto nya...
ReplyDeletemirip banget ama ko will...
hihihihiihhihihi...
ha.ha.ha. gelow... topik ini di angkat lagi di tv nih. udah 2 hari berturut2 sama pagi ini. kasian juga sih...
ReplyDeleteTambahan : hasil interview dengan pihak KBRI Singpura yang dilakukan oleh tim IPA (Indonesian Professional Association) Singapore.
ReplyDeletehttp://www.indoprof.com/IndonesiaThinking/tabid/91/EntryID/113/Default.aspx
Seru ya Grace di sana?
ReplyDeletebener dezz...mirip pisan ama si willy...hahaha...
ReplyDeletejustru ak bilang seh mirip ko macan
ReplyDeletengedadak asa pengen buka blog hari ini..ternyataaaaa.........!!!
ReplyDeletekata gua sih mirip Wily kalau dia rada gendut dikit :D
gileeee.. serem :( :(
ReplyDeletesial!!
ReplyDeletepadahal gw pengen bgt jalan2 ke sana...
tapi sekarang malah jadi ilfil TOTAL!
buat keluarga yg ditinggalkan..
saya turut berbelasugkawa..tetap tabah dan sabar..
tuntut terus apa yang menjdi hak anda dalam mencari kebenaran ttg informasi..
jangan mau dipermainkan..