Magnolia Sommer

Mulanya adalah ketika Flo dikabarkan kalo dia bakal dipindahkan ke kantor cabang USA di Florida.
Karena di Florida dibtuhkan org yg mengerjakan bagian dia.

Hidup jadi seperti penuh dengan harapan-harapan baru.
Amerika? siapa yang tidak ingin pindah dan hidup di sana? saya rasa, hampir semua orang dari penjuru dunia memimpikan memiliki kehidupan di negara melting pot ini.
Setelah banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, saya selalu berusaha untuk tidak bergantung pada harapan. Karena saya takut kecewa, takut dihempaskan dan takut kenyataan tidak sama dengan harapan. Apakah ini yang namanya pesimis? mungkin. Tapi saya hanya mencoba mempersiapkan hal-hal terburuk dulu. Atau saya memandang dan menjalani ini apa adanya, dengan kesederhanaan harapan, down on earth.
Tapi Florian beda.
Dia orangnya penuh dengan harapan dan optimis. Kebanyakan memandang segala sesuatu dari sisi positif. Meskipun dia tahu kegagalan dan kekecewaan itu selalu satu paket dengan edisi-edisi harapan yang ada. Tapi dia mengedepankan pikiran-pikiran positifnya.
Dia pernah 3 bulan penuh bekerja di kantor cabang Florida itu beberapa tahun yang lalu. Dan di dalam pelukannya dia selalu bercerita tentang situasi di sana. Kedengarannya memang sangat menyenangkan.

photo credit: joiseyshowaa

Florida...kota Fort Lauderdale. Beberapa kilometer dari pantai, dan yang membuat saya senang setengah mati adalah tidak ada musim dingin. Musim dingin yang panjang di Jerman berat untuk saya. Hampir 8 bulan dalam 1 tahun musim dingin menguasai Jerman. So, tidak ada musim dingin?? Oh...unbelieveable!
Lalu perlahan-lahan saya membangun juga imaginasi-imaginasi indah kehidupan di Florida bersama Flo. Apa yang akan kita lakukan, apa yang akan kita miliki, apa yang akan kita rencanakan. Semuanya indah.
Saya lupa pada batas-batas berharap yang saya miliki sebelumnya. Florian yang penuh kasih sayang bisa membuat saya yakin untuk merasa aman berharap.

Boss besar, boss kecil, boss cabang Florida sudah bicara dan konfirmasi face to face tentang pindah kerja pada Flo.
Dan selanjutnya, kita kabari keluarga Flo. Mami Martha berkata jujur kalo dia akan sedih ditinggal kita, tapi dia bilang, demi kebahagiaan kita, dia akan selalu mendukung. Steffi pun sedih, jadi Natal tahun ini tanpa Flo dan Cha Cha??
Kita belum tahu kapan pindah. Tapi kita tidak kuatir lagi karena Steffi sekarang sudah punya pacar, Martin. Martin yang menurut penilaian kita, dia baik.

Musim panas datang, dan saya terlena dengan kehangatannya. Setelah 8 bulan dingin, matahari seperti barang mewah. Saya tidak peduli lagi kulit saya bakalan coklat ato hitam terkena matahari. Yang penting saya bisa merasakan kehangatan matahari.
Pohon-pohon yang mulai hijau sejak musim semi merindangi setiap sudut yang diserang terik matahari. Bunga-bunga mulai bermekaran untuk keduakalinya (yg pertama musim semi). Wangi semerbak bunga-bunga merambah penciuman saya setiap saya melewatinya. Restoran dan Cafe menyediakan kursi dan mejanya di luar. Apalagi Bier Garten, tempat favorit warga sini. Minum Bier sambil menikmati kehangatan musim panas....hmmmm.....luxus...
Saya dan mami Martha berkali-kali ke tempat kebun bunga untuk dijual. Karena kebun rumah ortu Flo cukup luas, dan mami Martha senang berkebun. Saya mendapatkan satu pot panjang bunga Petunia ungu, Krisantemum kuning dan bunga Balloon biru untuk diletakan di depan jendela apartemen saya. Danke, mami Martha.
Hari selanjutnya saya beli Aster, Krisantemum lain, Lavender, bunga-bunga kecil yang saya tidak tahu namanya, tumbuhan hijau yang menjuntai kebawah, dan tumbuhan hijau yang bentuknya lucu seperti kribo. Saya buka jendela setiap hari, membiarkan udara pagi masuk ke dalam rumah. Hmmm...indahnya musim panas.
Saya harap, sebelum musim dingin datang, saya dan Flo sudah pindah ke Florida. Jadi saya tidak akan melalui musim dingin untuk yang ketiga kalinya.

Florian mencari informasi tentang Visa ke US, dan kita harus perpanjang paspor masing-masing. Saya harus kirim dokumen dan  formulir ke kedutaan RI di Frankfurt. Dan Florian ke kantor kependudukan. Dan ini memakan waktu.
Meskipun musim panas tidak setiap hari indah. Dihiasi juga dengan hujan, mendung, badai, petir, kilat, gerimis, angin gelebuk.
Tapi kita punya harapan. Harapan yang akhirnya tumbuh bersama. Rencana mengandung dan melahirkan di Amerika terdengar sangat hebat bukan?

Musim panas seperti sihir. Suasana berubah menjadi ceria. Tidak buram seperti musim gugur dan musim dingin. Orang-orang lebih banyak di jalanan sambil makan eskrim. Matahari bersinar sampai jam 8-9 malam. Jendela-jendela rumah dihiasi oleh bunga-bunga berwarna-warni.
Saya kenakan semua terusan-terusan musim panas, rok mini berenda, tank top, kaos tanpa lengan. Bersepeda kesana-kemari, atau berjalan di pinggiran sungai Donau yang berkelap-kelip ditimpa sinar matahari. Berenang di kolam renang, kemudian tertidur di bawah rindang pohon. Saya juga melihat 2 pohon Magnolia berbunga yang berusia 100an tahun. Ajaib! indah sekali. Semuanya berlangsung sejalan dengan harapan yang saya punya. Perlahan tapi pasti, perasaan homesick menyelusup ke setiap sudut ruang hati dan jiwa saya. Setiap hari membentuk lapisan demi lapisan. Saya kangen segalanya yang pernah saya rasakan di Indonesia (makanan terutama!)

4 Minggu kemudian paspor kita beres. Saya kabari orang tua saya. Pada awalnya mereka kurang mendukung dengan alasan kawatir. Tapi perlahan akhirnya mereka mendukung. Meskipun tanpa kata-kata konkrit, tapi saya tahu, orang tua saya mendukung.

photo credit: Xabier.M

Tapi kemudian,
Kita sampai pada suatu titik. Titik di mana, kita menyadari rencana ke Florida ini di luar kekuatan kita. Sejauh apapun kita berusaha menggapai harapan, sekuat apapun kita berjuang membuat harapan menjadi kenyataan, ternyata itu semua di luar kekuatan kita. Kita bukan boss yang bisa dengan mudah menerbangkan diri ke Florida.
Dan saya dilanda ketakutan. Selama ini saya jarang menyediakan waktu khusus untuk berdoa. Karena saya takut kecewa. Saya takut memohon dan meminta dan berharap pada Tuhan. Karena saya kawatir Tuhan berkata "Tidak". Dan ternyata tanpa Tuhan saya merasa lebih dihempaskan!
Kalau saya marah dan menyalahkan Tuhan, sepertinya tidak pantas...toh saya tidak meminta dan memohon dan berdoa padaNya. Menangis? iya, karena saya takut,saya kawatir, saya kecewa.
Kita memang tidak akan pernah tahu apa yang akan datang di masa depan. Sama hal nya sekarang ini. Apakah harapan akan menjadi kenyataan?
Kita tidak tahu. Tapi di titik ini kita menyadari, betapa lemahnya kita sebagai manusia. Tidak bisa menentukan apa yang kita inginkan terjadi.

"Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; apabila dia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya."
Ada di mana kah saya selama ini? bersembunyi. Dan Tuhan menunggu saya menampakan diri saya di depanNya. Tuhan menunggu saya keluar dari tempat persembunyian saya. Tapi saya tetap bersembunyi. Bersembunyi dibalik harapan-harapan indah yang saya bangun dengan kekuatan saya sendiri.
Sampai pada titik ini, Tuhan kasih saya ombak besar. Benteng harapan saya retak. Gelombang ketakutan dan kesadaran membuat saya sangat lemah.
Saya harus kembali, saya harus berhadapan denganNya.
Hidup saya dan Flo bukan sepenuhnya milik kita sendiri. Meskipun rencana ke Florida tidak jadi, harapan dan impian indah hancur berantakan. Hidup terus berjalan. Dan kami harus berjalan bersama Tuhan. Karena bersama dengan DIA ada harapan-harapan baru yang lebih indah.

"Tuhanlah penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam." Mazmur 121:5