Skip to main content

[Kwik Kian Gie] Harga Bensin Premium Turun. Apa Dasarnya dan Dampaknya buat Rakyat?

kwik2

siapa si ga kenal kwik kian gie, pakar ekonomi yang punya kebiasaan bicara blak-blakan dan terbuka. salah satu keturunan tionghoa yang sempat mencicip jabatan kabinet di jaman gus dur dan megawati ini  sangat peduli dan sangat akurat dalam memberikan pandangan terutama mengenai pemerintahan ekonomi.

inilah pendapat terbaru dari mr. kwik tentang penurunan harga bensin, yuk kita simak ....



kwik

Alangkah malangnya rakyat kita yang harus membeli bensin premium dengan harga yang mengandung subsidi kepada pemerintah sebesar Rp 202 trilyun. Rakyat ini dalam keadaan kemiskinan dan sedang menderita didera krisis ekonomi yang jelas sudah memasuki resesi dan sangat mungkin menjadi depresi.

Tanggal 1 Desember 2008 harga bensin premium diturunkan dari Rp 6.000 per liter menjadi Rp 5.500. Penjelasan tentang kebijakan penurunan harga ini kabur. Sebelumnya sudah ramai dibicarakan bahwa harga minyak internasional turun kok harga BBM dalam negeri tidak diturunkan. Dahulu ketika menaikkan harga BBM yang dijadikan acuan adalah harga minyak mentah di pasar internasional yang dibentuk oleh NYMEX. Mari kita segarkan ingatan kita ketika bensin premium harganya dinaikkan dari Rp 2.700 menjadi Rp 4.500 per liter. Ketika itu dikatakan bahwa yang menjadi landasan adalah harga minyak mentah yang US$ 60 per barrel dan nilai tukar rupiah yang Rp 10.000 per dollar AS.

Di bawah saya berikan perhitungan yang disederhanakan dan hanya garis besarnya. Perhitungan didasarkan atas data dan asumsi: harga minyak mentah US$ 50 per barrel. Kurs rupiah Rp 12.000 per US$. Produksi 930.000/barrel per hari. Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun. Bagian Indonesia 70% dari produksi atau lifting. Biaya-biaya lifting, refining dan transporting keseluruhannya rata-rata US$ 10 per barrel. Seluruh minyak mentah dijadikan satu macam BBM saja, yaitu bensin premium. Produk sampingan yang merupakan reducing factors tidak dihitung.

Terlebih dahulu saya kemukakan alur pikir dan perhitungan kasar pemerintah ketika menaikkan harga bensin premium dari Rp 2.700 menjadi Rp 4.500 per liter.

Untuk dijadikan ekuivalen dengan harga minyak mentah, jumlah ini harus dikurangi dengan biaya-biaya lifting, refining dan transporting sebesar US$ 10 per barrel. Biaya ini sama dengan (10:159) x 12.000 = Rp 755?(dibulatkan) per liter.

Maka harga bensin premium Rp 4.500 per liter ketika itu ekivalen dengan harga US 61,55 per barrelnya. Perhitungannya: Harga per barrel dalam dollar AS menjadi (4.500 x 159) : 10.000 = US$ 71,55. Dikurangi dengan biaya-biaya lifting, refining dan transporting yang US$ 10 menjadi US$?61,55.

Jadi ketika menaikkan harga bensin premium dari Rp 2.700 menjadi Rp 4.500 per liternya, harga ini sudah ekuivalen dengan harga yang lebih tinggi dari harga minyak mentah internasional yang hanya US$ 60 per barrelnya. Tetapi karena perhitungan ini secara sangat garis besar dan kasar, kita anggap sama saja, atau Rp 4.500 per liter bensin premium ekuivalen dengan harga minyak mentah sebesar US$ 60 per barrel.

Maka ketika itu pemerintah mengatakan bahwa mulai hari itu kita tidak mengenal lagi subsidi. Harga akan naik turun persis sama dengan ekuivalennya harga minyak mentah di pasar internasional.

Nah kalau jalan pikiran pemerintah (yang walaupun menurut saya salah) kita ikuti, harga Rp 5.500 per liter bensin premium ini didasarkan atas harga minyak mentah berapa dan atas dasar nilai tukar rupiah berapa?

Kalau kita anggap nilai tukar yang diambil Rp 12.000 per dollar AS, harga bensin premium yang Rp 5.500 per liter ekuivalen dengan harga minyak mentah US$ 64,53 per barrel. Hitungannya sebagai berikut. Menentukan harga bensin premium yang Rp 5.500 per liter menjadi angka ekuivalennya minyak mentah harus dikurangi dengan biaya-biaya lifting, refining dan transporting sebesar Rp 755 per liter, sehingga menjadi Rp 4.745 perliternya atau Rp 754.455 per barrelnya. Dengan kurs Rp 12.000 per US$, ini sama dengan US$ 63 (dibulatkan). Biaya-biaya lifting, refining dan transporting yang dalam perhitungan sebelumnya Rp 630 per liter sekarang menjadi Rp 755, karena kurs sudah menjadi Rp 12.000 per US$.

Jelas bahwa harga bensin premium yang Rp 5.500 per liternya lebih mahal dari harga minyak mentah di pasar internasional yang berlaku, karena sekarang ini berkisar pada US$ 50 per barrelnya. Artinya, pemerintah memberlakukan harga bensin untuk rakyatnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga minyak mentah internasional.

Maka kalau istilah subsidi tetap saja dipakai dan asumsi harga minyak mentah US$ 50 per barrel, kurs Rp 12.000 per US$, untuk setiap liternya rakyat memberi subsidi kepada pemerintah sebesar Rp 971. Dengan konsumsisebesar 60 juta kiloliter subsidi keseluruhannya sebesar Rp 58,26 trilyun. Perhitungannya sebagai berikut : Harga minyak mentah per liter = (50 : 159) x 12.000 = Rp 3.774. Ditambah biaya-biaya sebesar Rp 755 menjadi Rp 4.529. Dijual dengan harga Rp 5.500. Untung Rp 971. Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun, sehingga rakyat memberi subsidi kepada pemerintah sebesar 60 juta kiloliter dikalikan dengan Rp 971 = Rp 58,26 trilyun.

Kalau kita tidak menggunakan metode replacement value dalam menghitung harga pokoknya bensin premium, melainkan dengan metode cash basis, atau berapa perbedaan antara uang yang diterima dan dikeluarkan, kelebihan uang pemerintah neto (setelah dikurangi dengan kebutuhan untuk impor neto) sebesar Rp 263,7 trilyun per tahun. Hitungannya sebagai berikut :

Harga jual Rp 5.500 per liter. Harga pokok Rp 755 per liter. Kelebihan uang tunai per liternya Rp 4.745. Konsumsi sebesar 60 juta kiloliter sehingga kelebihan uang tunainya 60 juta kiloliter dikalikan dengan Rp?4.745 atau Rp 285 (dibulatkan) trilyun per tahun.

Namun produksi kita sebesar 937.000 barrel per hari atau per tahun 342 juta barrel. Yang milik Indonesia 70 % atau = 239 juta barrel. Kebutuhannya konsumsi sebanyak 60 juta kiloliter = 377 juta barrel. Kekurangannya yang 138 juta barrel (239 juta barrel - 377 juta barrel) harus diimpor dengan harga US$ 50 per barrel. Kurs Rp 12.000 per US$. Uang rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor adalah: 138 juta x 50 x 12.000 = Rp 83 trilyun. Kita lihat tadi, kelebihan uang tunainya Rp 285 trilyun, sehingga pemerintah netonya kelebihan uang tunai sebesar Rp 285 trilyun - Rp 83 trilyun = Rp 202 trilyun.

Oleh Kwik Kian Gie

sumber:

http://www.koraninternet.com/webv2/l...lihat&id=10819

Comments

  1. Pak Kwik emang asyik kalo bahas kayak ginian.. tapi asli deh aku yakin di lapangan gak bisa dipake teori itu.. gak semudah diatas kertas

    ReplyDelete
  2. ho oh bang.
    analisis mr kwik emang bagus banget!
    kita yang kadang suka oon alias bloon kalo soal kebijakan pemerintah, jadi terbuka pikirannya!

    tapi yaaa... emang mafia pemerintah ma susah!
    ga bisa diberantas. terbukti mr kwik aja mundur dari jabatan mentri ekoin dan bapepam.. pasti udah pusing ama birokrasi yg aneh2 !!!

    ReplyDelete
  3. saya masih bingung si pak kwik itu ngitungnya gimana yah, bisa dapat angka2 segitunya, hebat pisan..
    tapi kalo perkiraan bahwa pemerintah kelebihan uang tunai sih pasti bener banget.. :P

    ReplyDelete
  4. bagi dong 0,01 % aja , kan per... baik(baca:pemerintah)

    ReplyDelete
  5. ahahahahah 0.01%?
    geloooo banyak pisan ya? [dari 202 trilyun] bisa beli apa ya seph?

    ReplyDelete
  6. Kwik kasih hitungan itu kan secara akurat. Jadi intinya sih kalau pemerintah mau meleset juga jangan meleset sampai triliunan dong.

    Kebayang gak kalau PLN itu hidup kerana pakai minyak. Kalau minyak mahal ya biaya mahal pula.

    Kebayang gak transport semua butuh minyak. kalau semua orang kirim barang harus beli minyak dengan meng subsidi pemerintah, mending pake grobag dan kuda lagi deh.

    kebayang gak dengan adanya Aliran Listrik bergilir maka pabrik2x harus beli minyak NON-Subsidi dan yang akhirnya over cost production dimasukan ke harga barang dan rakyat yang beli produk itu secara tidak langsung bayar subsidi ke pemerintah atas mahalnya minyak.

    Jadi untuk beresin krisis sih Subsidi bahan pangan + minyak. (Gak rugi lah wong kita negara penghasil minyak toh.) jangan di sim salabim terus dong itu keuntungan negara.

    ReplyDelete
  7. stuju macan!
    kalo kita bukan penghasil minyak ... itu namanya nasib! tepar aja ... harus beli!

    kita penghasil minyak . sebenernya harga BEPnya murah sekali!
    namun lucu asumsi subsidi pemerintah itu sendiri ga tepat! itu kalo ga salah di ambil, dengan asumsi JIKA KITA JUAL minyak.

    jadi ga tepat bahwa negara kita itu subsidi la wong harga modal 100 trus "diasumsikan" kalo dijual ke pihak luar 130 maka dikatakan 30 itu rugi dan pemerintah harus subsidi! aneh kan?

    ReplyDelete
  8. menurut aku sih itu cara pandang aja... jadi kira2 kayak gini.

    Kita memproduksi meja nih.. kalo kita jual ke orang laen, harganya 2jt, tapi berhubung kita jual ke sodara, harganya 1.5jt. Wajar donk? 500rb yg ilang bisa di bilang rugi, bisa di bilang gak untung.

    Denger2 Minyak Indonesia gak bisa buat premium, tapi lebih cocok buat Solar...

    ReplyDelete
  9. kan ceritanya hasil alam itu rakyat negara sendiri harus ikut menikmati dong jangan diuntungin lagi wong duit dari keuntungan juga gak pernah jelas dipake buat program apa.

    Yg gua tau tuh jual minyak mahal buat nutupin hutang. Tapi aneh kenapa negara kita bayar hutang dari hasil untung minyak gak ketutup2x dari 1998 kali yah ....he..he..

    ReplyDelete
  10. butul macan!
    pasal berapa dari uud45... [pasal 33gitu]
    intinya bumi, air dan segala isinya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahtraan rakyat!

    BOONGGG !

    yang ada : bumi, air dan segala isinya dikuasai oleh orang2 daerah dan pusat dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahtraan partai dan kelompok tertentu!

    makanya tu utang kaga beres2.... lha duitnya masuk ke kas golongan tertentu!!

    ReplyDelete
  11. gile..masa air juga yah. koq air tanah aja harus bayar, alias kena pajak juga wekeekekkkk...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ahli / Tukang Urut di Bandung

Bagi yang pernah kecelakaan, keseleo, tulang keluar dari persendian, patah tulang, dan masalah-masalah lain dengan tulang dan otot, ahli urut atau tukang urut adalah seseorang yang kita andalkan untuk pengobatan alternatif diluar kedokteran. Persepsi masyarakat mengenai lembaga rumah sakit dan kedokteran masih terdapat kebimbangan walau sudah lebih lebih baik dibanding 10 tahun lalu. Masih ada pemikiran dokter + rumah sakit lebih mementingkan test-test yang berlebihan untuk pasien. Disinilah celah yang diisi oleh ahli urut. Ahli urut berperan sebagai seorang dokter dan ahli terapi. Perlu diperhatikan, menurut saya, sebaiknya tetap ke dokter dulu, x-ray kalau memang diperlukan. Apabila tulang retak atau patah, sebaiknya kunjungan ke ahli urut ditunda dulu. Berikut daftar Ahli urut yang berhasil dihimpun berkat teman2 di facebook...

ExoticAzza : Lola

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE

More Nona Manis : Fina

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE