Secara pribadi saya belajar Hukum Pengaruh ini ketika untuk pertama kalinya bekerja setelah lulus kuliah, di sebuah gereja kecil di pedalaman Indiana. Saya masuk kerja dengan semua jabatan yang tepat. Saya direkrut menjadi pendeta seniornya, yang berarti saya memiliki posisi dan gelar sebagai pemimpin dalam organisasi tersebut. Saya punya gelar sarjananya kok. Saya bahkan sudah dibabtis. Selain itu, saya telah dilath oleh Ayah saya yang adalah seorang pendeta yang sempurna dan pemimpin yang baik reputasinya. Semuanya itu membuat riwayat hidup saya meyakinkan - namun tidak menjadikan saya seoarang pemimpin. Pada rapat dewan pertama saya, saya segera tahu siapa pemimpin yang sesungguhnya di gereja itu (akan saya ceritakan keseluruhan kisah ini dalam Hukum E.F. Hutton). Ketika saya pindah ke posisi lain tiga tahun berikutnya, saya telah belajar Hukum Pengaruh. Saya sadar bahwa kerja keras dibutuhkan untuk mendapatkan pengaruh di organisasi manapun dan mendapatkan hak penuh untuk menjadi pemimpin.
[caption id="" align="alignright" width="176" caption="Dan Reeves"][/caption]
Kepemimpinan adalah pengaruh - tidak lebih, tidak kurang. Jika Anda menjadi murid para pemimpin, seperti saya ini, akan Anda kenali tingkat pengaruh orang dalam situasi sehari-hari di sekeliling Anda. Izinkan saya berrikan contoh. Pada tahun 1997, saya pindah ke Atlanta, Georgia. Di tahun itu juga, Dan Reeves menjadi pelatih tim Atlanta Falcons-nya NFL. Saya senang mendengarnya. Reeves adalah seorang pelatih sekaligus pemimpin yang baik. Walaupun terakhir ia menjadi pelatih tim New York Giants, Reeves mengukir reputasinya ketika menjadi pelatih kepala tim Denver Broncos. Sejak tahun 1981 hingga tahun 1992, ia mencapai rekor yang baik, pernah tiga kali muncul di dalam pertandingan Super Bowl, dan tiga kali mendapatkan penghargaan Pelatih NFL Tahun Ini.
Terlepas sukses Reeves di Denver, perjalanan karirnya tidaklah selalu mulus. Ia diketahui tidak sepaham dengan pemain John Elway serta asisteen pelatih, Mike Shanahan. Mengapakah terjadi persoalan tersebut? Katanya, bahwa selama musim bertanding tahun 1989, Shanahan dan Elway terkadang menjalankan rencana permainan mereka sendiri, dan mengabaikan keinginan Reeves.
[caption id="" align="alignleft" width="191" caption="Mike Shanahan"][/caption]
Saya tidak tahu apakah itu benar, namun jika benar, maka Shanahan lah yang lebih berhasil mempengaruhi pemain tim Denver itu ketimbang Reeves. Tidaklah menjadi soal apakah Reeves memegang gelar serta posisi pelatih kepala. Bahkan juta tidak menjadi soal seberapa baiknya Reeves itu sebagai pelatih. Shanahan telah menjadi pemimpin yang lebih berpengaruh terhadap kehidupan pemain tersebut. Dan kepemimpinan adalah pengaruh.
Pada akhir musim bertanding tersebut, Shanahan meninggalkan tim Broncos, namun ia kembali pada tahun 1995 sebagai pelatih kepala tim tersebut. Akhirnya, ia mendapatkan gelar posisi yang jelas-jelas telah diperolehnya dalam hal pengaruh terhadap beberapa pemain: yaitu sebagai pemimpin mereka. Dan kepemimpinan itu sekarang membuahkan hasil. Pada bulan Januari 1998, ia memimpin tim Denver Broncos serta John Elway meraih kemenangan mereka yang pertama dalam pertandingan Super Bowl.
Selanjutnya : Kepemimpinan Tanpa Pengungkit
[caption id="" align="alignright" width="176" caption="Dan Reeves"][/caption]
Kepemimpinan adalah...
Kepemimpinan adalah pengaruh - tidak lebih, tidak kurang. Jika Anda menjadi murid para pemimpin, seperti saya ini, akan Anda kenali tingkat pengaruh orang dalam situasi sehari-hari di sekeliling Anda. Izinkan saya berrikan contoh. Pada tahun 1997, saya pindah ke Atlanta, Georgia. Di tahun itu juga, Dan Reeves menjadi pelatih tim Atlanta Falcons-nya NFL. Saya senang mendengarnya. Reeves adalah seorang pelatih sekaligus pemimpin yang baik. Walaupun terakhir ia menjadi pelatih tim New York Giants, Reeves mengukir reputasinya ketika menjadi pelatih kepala tim Denver Broncos. Sejak tahun 1981 hingga tahun 1992, ia mencapai rekor yang baik, pernah tiga kali muncul di dalam pertandingan Super Bowl, dan tiga kali mendapatkan penghargaan Pelatih NFL Tahun Ini.
Terlepas sukses Reeves di Denver, perjalanan karirnya tidaklah selalu mulus. Ia diketahui tidak sepaham dengan pemain John Elway serta asisteen pelatih, Mike Shanahan. Mengapakah terjadi persoalan tersebut? Katanya, bahwa selama musim bertanding tahun 1989, Shanahan dan Elway terkadang menjalankan rencana permainan mereka sendiri, dan mengabaikan keinginan Reeves.
[caption id="" align="alignleft" width="191" caption="Mike Shanahan"][/caption]
Saya tidak tahu apakah itu benar, namun jika benar, maka Shanahan lah yang lebih berhasil mempengaruhi pemain tim Denver itu ketimbang Reeves. Tidaklah menjadi soal apakah Reeves memegang gelar serta posisi pelatih kepala. Bahkan juta tidak menjadi soal seberapa baiknya Reeves itu sebagai pelatih. Shanahan telah menjadi pemimpin yang lebih berpengaruh terhadap kehidupan pemain tersebut. Dan kepemimpinan adalah pengaruh.
Pada akhir musim bertanding tersebut, Shanahan meninggalkan tim Broncos, namun ia kembali pada tahun 1995 sebagai pelatih kepala tim tersebut. Akhirnya, ia mendapatkan gelar posisi yang jelas-jelas telah diperolehnya dalam hal pengaruh terhadap beberapa pemain: yaitu sebagai pemimpin mereka. Dan kepemimpinan itu sekarang membuahkan hasil. Pada bulan Januari 1998, ia memimpin tim Denver Broncos serta John Elway meraih kemenangan mereka yang pertama dalam pertandingan Super Bowl.
Selanjutnya : Kepemimpinan Tanpa Pengungkit
hohohoho
ReplyDeleteakhirnya saya beres juga baca nya, ternyata udah kelewat 4 artikel :)
rame ya cerita ttg begini teh, bahasa ga berat, tp banyak pengetahuannya..
ayo ko bang, yg berikutnya..
hahaha..
saya mah jd pembaca setia :D
huehe.. jadi intinya sih kepemimpinan adalah pengaruh.. contoh bos mempengaruhi karyawan2nya u/ bekjerja.. :D
ReplyDelete