Skip to main content

Minta masukan...2(member only)

bab 2/12, sori banget sket gambar ada di rumah.ngak punya scanner.ngak inget di foto.







BAB II



AKHIR MINGGU



 



Teng….teng…teng…



Selesai sudah pelajaran hari jumat ini. Wwwuahhhh Justine tampak mengantuk sekali. Hebat juga teman teman Justine. Bersemangat sekali mereka, sepertinya pintu kelas memberontak menahan manusia manusia kerdil untuk tidak berhamburan berlari.



Arche, dan Justine menghampiri Gillian. Arche, duduk tepat di depan Justine, sedangkan Gillian terpisah satu baris namun masih satu deret dengan Justine sedang kan Dean…mana dia ?



‘Mau apa tuh anak, buru – buru sekali?’tanya Arc pada Gill, sembari berjalan menabrak kursi dan meja yang sebenarnya tidak menutup jalannya.



‘Dia lupa merayu gadis gadis untuk membawa perbekalan lebih untuk qta, he…he…he ‘ jawab Gill tertawa licik.



‘Wah Ju…hebat juga Dean…’ kagum Arche



Yeah, memang Dean adalah teman yang sangat menyenangkan. Selalu ada hal – hal yang sering Justine tidak pikirkan, seru sekali bila bisa bertualang dengan nya. Dean pintar membuat suasana menjadi riang, dan Arche adalah senjatanya. Selalu saja Arche yang menjadi bahan ke usilan Dean. Dan Arche tahu jika dia sangat berarti bagi Dean, maka Arche tidak sekalipun merasa terganggu jika Dean sedang usil padanya. Dean sangat payah dalam pelajaran, tapi jangan ditanya untuk olah raga. Hingga Arche lah yang selalu membantu Dean dalam hal hitung menghitung atau hanya sekedar mengingatkan Dean akan rumus rumus yang huaaak…Justine pun juga tidak menyukai nya…



Dean dan Arche sangat akrab, mungkin itu karena Dean dan Arche di temukan pada hari yang sama tepat di depan pintu aula. Walau pada awalnya mereka dikira kembar, ternyata mereka sangat jauh berbeda.Dean berambut coklat gelap, berombak seperti bulu domba…sedangkan Arche hitam lurus…mungkin kah mereka kembar? Hm….sangat jauh dari kemungkinan. Mereka memiliki tinggi badang yang hampir sama dengan Justine, terkecuali Gillian, dia lebih tinggi beberapa centi. Diantara mereka berempat, Gill yang paling kurus dan memakai kaca mata, dan akan sangat parah sekali bila dia lupa meletakkan kaca matanya. Namun Dean yang sangat jahil, tidak pernah sekalipun berniat menyembunyikan kaca mata Gill, malah Dean akan dengan senang hati membantu Gill untuk sekedar membantunya mengingat dimana dia terakhir melihat kaca mata Gill. Dean dan Gillian tidur satu ranjang, oh ya…karena keusilan Dean pada Arche lah maka Arche tidak pernah tidur satu ranjang dengan Dean.



Lorong sekolah masih di penuhi dengan janji janji acara akhir pekan, seru sekali.  Justine berjalan mengikuti Arche dan Gill, entah mau kemana mereka…Justine tak tahu…Arche sibuk sekali membanggakan diri tentang pancingan yang telah di modifikasi, bangga akan pancingannya yang sangat ringan tapi kuat untuk menarik ikan sebesar tangan, sekali kali Gill membantah dengan menggingatkan Arche akan tantangannya …



Hm….kadang Justine berpikir untuk tidak lagi memancing…Justine iba sekali melihat ikan yang terengah engah mencari napas dengan menahan sakit bila kail menyangkut di mulutnya. Dan juga merasa tak mau menipu ikan untuk sedikit cacing, tapi kelihangan dunia bawah airnya.



Maafkan aku ikan, tapi kami tidak maksud untuk melukai mu…sudah sewajarnya kah kau, kami makan…hm aku rasa iya. Apa yang layak maka layak lah…, malas lah aku berpikir akan hal hal seperti itu…mungkin begitu besar rasa ego dalam diriku ? ngak ngatur dech ah…



Justine sangat menyukai ikan bakar buatan Gill, lesat sekali…Walau kalau di pikir - pikir, kelesatan itu datang karena lapar yang sudah di tahan - tahan dalam menunggu waktu memancing. Besok,  hari sabtu, hari akhir pekan di akhir pekan, Mereka merencanakan pergi memancing di danau belakang asrama mereka, tidak sampai setengah hari, mereka sudah mencapainya. Dan ingat akan taruhan mereka ? yach siapa yang kalah dalam mendapatkan ikan terbesar, maka mereka  mengantikan pemenang selama seminggu akan tugas tugas asrama. Gill sangat ahli memancing, mungkin karena ikan - ikan berpikir ada cacing dalam ukuran extra besar. Dean dan Arche masih lebih ahli memancing dari pada Justine. Tidak tiap akhir pekan mereka pergi memancing. Hanya akhir pekan dalam pekan terkahir lah mereka dibebaskan untuk   keluar   asrama. Dan    mereka   diperbolehkan    untuk   kembali keesokkan harinya sebelum jam makan siang.



‘Mereka kah yang akan pergi dengan kita…?’



‘Ya…saya rasa begitu’



‘Sepertinya mereka tidak ada tampang dalam memancing’



‘Entahlah…’



‘Kalau begitu baiklah kita membawa bekal lebih banyak dari pada nanti kita kelaparan’



Rasanya Justine mendengar suara suara wanita sedang membicarakan mereka dan …Ops…ternyata Arche dan Gill sedang berjalan kearah Dean.



Nampak Dean tertawa tawa kecil dan puas, namun entah dengan siapa dan karena apa dia tertawa. Disertai dengan  rombongan anak – anak wanita yang sudah berbelok kearah pintu keluar.



Wah ternyata Justine tidak menyadari bila mereka sudah berjalan di lorong tingkat dua, turun memutari tangga, belok kelorong kanan menuju pintu keluar dan hm….memang Justine terlalu menyibukkan diri dengan lamunan - lamunan Justine, yeah adalah Justine seperti itu.



Ah…adakah dia dalam rombongan tadi?…goda pikirk Justine…yach sudah terlambat, Justine tidak bisa melihat mereka lagi, tangga di depan pintu sekolah sudah di penuhi murid murid yang hendak kembali ke asrama, tapi sekilas Justine mencari dari balik jendela… mana dia ?



‘Bagaimana Dean?’ Tanya Gill



‘Oke, mereka berbaik hati akan membawakan bekal special buatan mereka, tapi…’



‘Syarat apa lagi ?’ Tanya Gill, Anggukan Arche mengiyakan setuju akan pertanyaan Gill..dan memperhatikan tingkah Justine yang sedang mencari cari dalam balik kaca….dan dia pun ikut mencari walau entah apa yang dia cari.



‘Mereka akan memberikan bekal bila kita bersedia menukar dengan ikan tangkapan …’



‘Ach…kukira apa…’



‘Yeah…’ turut Arche sembari merangkul Justine, hingga menyadarkan dari pencarian.



‘Ada masalah ?’ Tanya Arche dengan suara nyaris tidak terdengar karena kalah dengan suara langkah,tawa dan orbrolan anak – anak lain.



‘Hm tidak…’



‘Ingat aku bila kau memerlukan bantuan ku…’ kata Arche menawarkan bantuan.



‘Serius…?’



‘yup’



‘Apapun ?’



‘Asal aku bisa, kenapa tidak ?’



‘Aku akan meminta bantuan mu kali ini’



‘Apa itu ?’



‘Tunggu saja tanggal main nya’ kata Justine dengan senyuman kecil namun menyiratkan niat licik.



Gill sedang begitu asik, serius menanyakan perihal anak –  anak wanita. Kapan Dean mengenal mereka ? dimana? Siapa siapa saja namanya ?



‘Hei ajak aku dong…’  protes Arche.



Bukan hanya Arche, Justine pun tertarik dengan percakapan Dean dan Gill. Justine berharap mengetahui nama gadis itu sebelum Justine bertemu dengan nya…



‘Tenang saja …besok toh kalian akan bertemu juga’



Dasar Dean pelit pikir Justine, namun kepelitan Dean mengingatkan Justine akan janji nya dengan meja..



‘Guys, ada yang harus aku kerjakan…’ lambaian Justine mengabaikan seruan dan pertanyaan Dean,Gill dan Arche…



Entah apa yang akan mereka pikirkan jika janji Justine hanya dengan sebuah meja ?



Justine berlari mengitari taman pohon pohon tua, mengarah ke balik asrama. Di belakang asrama terdapat sebuah gudang kecil, dimana mereka menyimpan peralatan - peralatan apa saja. Gudang yang hanya terbuat dari gelondongan kayu, yang disusun rapih tapi kokoh.



Justine mengambil peralatan untuk menambal lubang meja. Dalam pencarian alat –alat yang dibutuhkan, Justine melihat pancingan Arche. Memang pancingan yang sangat menggoda ikan untuk memakan kail. Apa yang Justine cari sudah didapatkan, segera Justine keluar dan menutup pin...Tertahan Justine  untuk menutup pintu, rasanya Justine melihat orang… aneh sekali pakaiannya, dan dengan sedikit mengintip Justine memberanikan diri untuk melihat kedalam. Dan memang tidak ada siapa siapa. Hanya 2 rak berdiri merapat di kedua sisi ruangan dan meja panjang di tengah – tangah. Sedang di ujung ruang, jendela yang sudah berbedak debu. Hm mungkin khayalan Justine saja. Dan Justine menutup pintu sebaik keadaan sebelum Justine membukanya. Sebelum sempat Justine membalikkan badan meninggalkan bangunan, ada kemungkian sosok itu nyata dan bisa saja dia berada di balik jendela itu pikirnya. Justine membalikkan badan dan berjalan dengan sangat – sangat pelan. Tetapi dia menahan langkahnya, apa yang akan terjadi bila lelaki itu benar – benar ada ? Justine segera membalikkan badannya, berharap bahwa apa yang dilihatnya adalah salah. Terlebih cuaca yang sudah tidak begitu terang, yang ikut mengiyakan Justine bisa saja salah lihat. Sejenak Justine ragu untuk kembali atau meneruskan niat nya untuk melihat kebelakang bangunan. Sepi tak ada suara, bahkan suara angin pun hanya terdengar permisi untuk lewat. Suara binatang binatang serat mulai terdengar, hari sudah mulai malam. Lampu – lampu asrama pun sudah tampak satu persatu menyala, Justine pun segera kembali berlari ke pintu belakang asrama. Di depan pintu belakang asrama, Justine melihat ke arah gudang. Dia memperhatikan dengan begitu serius, dengan menyipitkan mata yang sebenarnya entah apakah akan lebih memperjelas pandangannya, dan memang ada yang tidak biasanya, pikirnya. Walaupun Justine tidak begitu yakin kapan terakhir dia melihat gudang dari pintu belakang asrama. Tampak seperti beberapa orang berbaris tak beraturan. Sehingga membuat Justine merasakan cuaca lebih dingin walau sebenarnya di awal musin dingin sudah pasti akan terasa dingin. Namun kali ini dingin yang lebih dingin. Tangannya kaku memegang tarikkan pintu, menggenggam erat tanpa gerakkan menarik atau mendorong. Apakah benar orang yang dilihat nya tadi itu nyata. Dan apakah yang sekarang dilihatnya benar – benar sosok beberapa orang yang salah satu diantaranya sempat dilihat tadi. Sedikit kabut sudah menghilangkan setengan badan gudang. Atau kah itu bias dari batang batang pohon ? Semakin lama Justine memperhatikan, kabut semakin jahil untuk menutupi pandangan Justine. Dan akhirnya Justine pun menghela nafas dan tersentak kaget karena pintu tergerak membuka.



‘Justine…!!!!’ Teguran pelan yang entah kak Eldo atau kak Eldi kah yang berada di depan Justine. Justine masih berdiri kaku, seakan cuaca dingin telah membekukan kaki dan tangan nya. Kak Eldo entah Kak Eldi pun turut berdiri kaku dengan sebelah tanggan masih menahan pintu dan sebelah tanggannya memegang obor.



‘Sedang apa kau disitu… ?’ Tanyanya.



‘Maaf kak, aku baru dari gudang. Mengambil beberapa alat untuk memperbaiki lubang – lubang meja dan kursi  makan.’ Balas Justine sambil ikut menarik pintu agar terbuka lebar.



‘Kau ini, membuat kaget saja, cepat masuk, dan makanlah selagi panas. Cuaca sudah sangat dingin untuk berdiri di situ terus’ perintah kak Eldo entah kak Eldi tegas namun lembut, sambil berjalan dan menyalakan lampu – lampu minyak.



‘Aku duluan kak…’



‘Hmm..’



Kak Eldo dan Kak Eldi adalah kembar. Justine tidak bisa membedakan mereka. Potongan rambut, wajah, suara ,tinggi, bentuk badan, ah…mirip dan bahkan sangat sama persis.



Justine melangkah mengitari meja dan lemari dapur, disertai bunyi debukan pintu belakan. Pintu belakang asrama memang terletak di dapur. Dapur masih sangat berantakkan. Dan Pak Natel masih disibukkan dengan membawa makanan makan malam mereka, dan entah kak Eldo atau kak Eldi, membantu Pak Natel, membawa bekas bekas piring diikuti beberapa anak, teman teman Justine yang sedang bertugas untuk membersihkan bekas peralatan makan. Dan itu merupakan bagian tugas asrama. Selain mencuci baju, menjemur bantal, guling, kasur…dan itulah yang menjadi hadiah bagi Justine dan Gillian atau Dean dan Arche bila kalah dalam pertandingan memancing besok.



Ruang makan tidak seramai sarapan pagi. Justine sudah mengambil bagian makannya dan kembali duduk di meja yang dia janjikan untuk diperbaiki. Sambil makan, dia sibuk menambal lubang – lubang bekas paku dan…



‘Hallo Ju…sedang apa kau, sibuk sekali ‘ suara Arche dikenali Justine tanpa menoleh.



‘Agu edang menabal lubank..’ Justine menjawab dengan makan yang masih menari nari di mulutnya.



‘Rajin amat kau…’ ejek Arhce diikuti deritan suara kursi dan menghentakkan duduknya dengan kaki selonjoran di kursi yang lain.



‘Aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan, dan tidak merugikan siapa siapa kan?’ Balas Justine balik bertanya dan menyuapi mulutnya dengan potongan potongan daging, kentang…hm enak sekali sop ini di makan dalam cuaca yang hmm… lumayan dingin walau sudah di dalam ruangan.



‘ yeah yeah ….’



‘Loh kok kau menyiapi bekal ?, bukan kah Dean sudah meminta anak – anak wanita untuk membawa lebih untuk kita?’ Tanya Justine melihat bekal yang disimpan Arche di atas meja ketika membereskan peralatan untuk menambal meja dan kursi.



‘Yeah Dean tetap menyuruh kita membawa sedikit bekal, dan Pak Natel sudah menyiapkan bekal bagi kita semua’ Jawaban malas dari Arche yang sudah tampak mengantuk.



‘oh biegiu…’ Justine menghabiskan suapan terakhirnya dan berjalan meninggalkan Arche, dan menyimpan peralatan makan dengan maksud menghampiri Pak Natel.



‘Oh halo Justine, aku dengar kalian akan pergi memancing di danau’. Kata Pak Natel sembari menyodorkan bungkusan beberapa potong roti.



‘Yup…’



‘Bersenang senang lah nak…’



‘Yang lain pada kemana sir ?’ Tanya Justine entah menyakan siapa yang dia maksud dengan yang lain.



‘Sama seperti kau, yang penting mencari suasana baru, aku dengar beberapa anak akan ke kota, ada juga yang pergi ke danau, berkemah…dan beberapa anak akan kembali di jemput orang tuanya…Kau sudah melaporkan jadwal mu ?’ tanya Pak Natel mengingat pertanyaan Justine yang menunjukkan Justine belum ketemu dengan Pak Kiki. Setidaknya Justine akan tahu kemana mana saja teman – temannya akan berlibur besok.



‘Sudah sir… Dean, Gillian , dia dan aku ’ balas Arche sembari menarik lengan Justine.



‘Kami permisi sir..dan Thanks…’ kata Justine sedikit terhuyung akan tarikan Arche. Dan melambai bersama Arche kearah Pak Natel.



Pak Natel membalas dengan senyuman dan anggukkan. Dengan topi khas koki terpakai miring, dan celemek yang berusaha menutupi perut yang sudah tampak menggemuk, lengan baju yang digulung sebatas siku. Hingga tampak kekokohan tangan dengan urat urat yang menandakan pekerja keras. Pak Natel sangat baik, walaupun masakkan nya tidak seenak masakkan restoran, tapi sangat mengenyangkan perut anak – anak asrama. Dan yang pasti Pak Natel sangat teliti dengan kandungan kandungan vitamin, protein, karbohidrat dan entah apa lagi yang mereka makan.



Pak Natel, apakah kamu tidak memiliki keinginan untuk ditemani seorang? Yang akan mengurusi dirimu seperti kau mengurusi mereka? Aku rasa pasti tidaklah satu dua yang tidak kau kenal yang dapat mendampingi sisa hidupmu. Aku berharap Pak Natel mendapat kebahagian, Seperti mereka yang sangat bahagia akan perhatian beliau.



Teringat kembali Justine akan pikirannya yang tidak adil akan cinta kasih. Sewajarnya bagi mereka mereka di asrama ini dan asrama wanita akan pikiran yang sama dengan Justine. Justine tidak puas akan jawaban jawaban yang diterimanya akan pertanyaan siapapun mengenai diri mereka. Dari mana mereka ? Kemana orang tua mereka ? hanya waktu yang bisa menenangkan pertanyaan itu. Dan akan mereka terima dengan sesaknya hati.



‘Dean dan Gill ada di ruang depan ‘ Arche memberi tahu Justine. Memotong lamunan Justine.



‘Aku melihat pancinganmu dan sangat menarik sekali’ Justine sedikit menyikut Arche.



‘Siapa dulu dong…Kau tahu pancingan itu tak sengaja aku buat seperti itu…..bla…. bla… bla’



Entah keberapa kali Arche mengulang cerita mengenai pancingan, bahwa itu karena dia salah momotong arah urat kayu. Sehingga setengahnya dari pancingan Arche sangat kaku sedang setengah lagi menjadi lebih lentur.



 



(Gambar pancingan)



 



Selagi Arche sibuk menceritakan pancingannya, beberapa anak masih ada yang melapor jadwal akhir pekannya. Beberapa di dalam ruangan Father, dan beberapa orang lainnya duduk menunggu di depan pintu. Ada beberapa sudah berlari naik keatas dan beberapa masih sibuk bercerita, membaca, bermain catur, bermain kartu diruang depan. Tampak Dean dan Gill sibuk bercerita , menjawab pertanyaan adik adik asrama. Bagi mereka yang masih kelas sekolah junior, dan tingkat pertama belum diperbolehkan keluar area asrama. Khusus tingkat kedua sekolah senior dibolehkan ikut dengan anak – anak tingkat terakhir kelas sekolah senior. Dengan hitungan minimal ada 4 orang kelas tingkat akhir sekolah senior dalam rombongan. Dan jangan sekali kali mencoba melanggar larangan ini. Father akan sangat marah. Father lah yang menjadi orang tua mereka di asrama ini, Beliau seorang yang keras. Tatapan mata dibalik kacatamata, seakan menunjukkan tidak ada satu hal pun yang dia anggap baik. Penuh dengan kehati hatian, kesan akan sesuatu hal adalah bahaya. Banyak anak akhirnya mengerti akan sifat Father, dan tidak ada satu anak yang menaruh dendam terhadapnya. Bahkan akan terlalu menyanyangi Father. Rambut putih tumbuh di sekeliling kepalanya, walau begitu tampak wibawa yang tak pernah hilang seperti rambut dikepalanya yang menghilang. Father akan sangat marah dan juga akan sangat sedih bila satu diantara anak anak ada yang terluka. Entah walau hanya tergores jatuh, atau terluka kala teriris pisau memotong sayuran. Bahkan tertusuk jarum jahit. Oleh karena itu Father tak mau anak anaknya melakukan kegiatan kegiatan yang dapat menimbulkan bahaya. Maka jangan heran bila akan ada seribu pertanyaan terlontar dari mulutnya dan seribu peringatan juga yang terlontar dari mulut nya bila mereka sedang melaporkan jadwal berlibur mereka. Anak - anak menyadari cinta kasih Father yang begitu besar. Father pun tidak pernah melarang kegiatan kegiatan mereka, selama mereka bisa bertanggung jawab akan apa yang mereka lakukan. Father akan selalu mendukung pemikiran pemikiran mereka. Dan Father akan sangat berbangga bila mereka bisa mencipta sesuatu yang berguna. Seperti pancingan Arche tentunya.



‘Sudah…sudah lain kali kita lanjutkan ceritanya…’ Arche memutuskan cerita Dean dan Gillian.



‘yah kalian tidur lah….’ Dean mengiyakan peringatan Arche.



‘Jangan lupa untuk berdoa dulu… ‘ sambung Dean.



Gill dan Justine mendorong dorong beberapa adik adik untuk segera naik kamar dan tidur.



‘Dari mana tadi, Ju?’  Tanya Gill



‘Aku tadi ke gudang, mengambil beberapa bahan dan alat untuk menambal lubang lubang meja dan kursi makan’ jawab Justine sambil menujukkan peralatan yang masih di peganggnya.



‘Sudah separah itu kan keadaannya ?’ Tanya Dean



‘Ada beberapa yang sudah musti diganti..tapi yang lain masih bagus. Cukup ditambal.’



‘Bagaimana sebaliknya dari memancing, kita membawa beberapa potong kayu dan memperbaiki yang sudah rusak’ Arche menawarkan ide, yang Justine rasa itu karena Arche masih berbangga diri akan ciptaan pancingannya.



‘Yah itu yang aku pikirkan…makanya aku menayakan keadaannya ‘ kata Dean



‘Aku setuju’ Gill berseru, membuat Arche tersenyum puas seakan akan ini ide nya yang brilian.



‘Ju, lain kali ajak serta kami juga dong…jangan dikerjakan sendiri’ Gill berkata sembari membuka buku kecil dan pinsil yang selalu dia selipkan di saku celana belakanggnya.



‘Apa ada yang bisa kita lakukan lainnya’ sambung Gill melihat kearah Dean, Justine dan Arche.



‘Bagaimana jika kita membuat tambahan lampu penerangan jalan ?’ ide Justine.



‘Bisa saja, tapi kita harus mempunyai argumen untuk meyakinkan Father …dan kenapa kau mengusulkan ini’ Gill bertanya dan menatap kearah  Justine.



‘Aku kesulitan berjalan dari gudang ke mari, setelah hari mulai gelap, dan kurasa tambahan lampu jalan perlu’ walaupun dalam kenyataan sebenarnya pada saat itu lampu belum dinyalakan, sehingga alasan Justine hanyalah kilahan. Justine ingin menceritakan apa yang sempat dilihatnya, namun ragu juga karena apa yang dilihatnya tidak begitu jelas.



‘Tapi bukankah penambahan lampu menjadi tak berguna karena jam malam ?, dan bisa bisa akan membuang percuma minyak lemak’ bantah Arche.



‘Yah…betul juga…, aku mengantuk dan baiknya kita simpan untuk bahan pembicaraan perjalanan besok…sekarang aku tidur….’  Setengah menguap Dean berdiri berjalan memimpin teman - temannya. Masih ada beberapa anak di ruangan depan. Masih asik dengan kegiatan dan



‘Sudah malam anak anak…segera tidur, bukankah masih ada hari yang menarik menanti kalian besok..’ Suara Father terdengar dari balik tangga, disertai suara sedikit rebut dari anak anak membereskan ruangan depan.



‘Malam Father ….’



‘Malam Father ….’



‘Malam Father ….’



‘Malam…, yah yah yah, tidur nyenyak lah….’



Comments

  1. Ko, Father di sini apakah sejenis biarawan di gereja/asrama/biara katolik? kalo betul, ´Father´ biarawan dalam bahasa Indonesia adalah Frater. Ataukah, hanya seorang sosok pria yang dianggap "ayah/bapak/papa" bagi anak2 yatim piatu?
    Rancu. Gimana kalo koko jg sedikit-sedikit kasih penjelasan tentang latar belakang asrama yatim piatu ini. Gereja kah? katolik kah?

    ReplyDelete
  2. Ko yy, rame ceritanya. Iya betul. Di greja katolik kl frater itu artinya calon pastur, jd kynya ga masuk akal kl pegang tanggung jawab jd kepala rumah yatim piatu. Karena frater itu masih belajar, dan belum tentu disatu tempat trs diwaktu yg lama. Biasanya kl yg bertanggung jawab biasanya pastur(yg udah ditakbiskan). Ow, ato itu teh panggilan ayah ya(=father), ga berbasis agama apapun.
    hehehe, kl gitu si bisa2 aja ko. :-D

    ReplyDelete
  3. Dalam bahasa inggris semua di panggil Father... untuk pastur / pendeta Katolik loh :-)

    ReplyDelete
  4. Ya saya mengambil sosok gambaran Pastur. dan ingin di gambarkan juga sebagai ayah. Dan oleh karenaya saya ambil Father. btw tq untuk semua masukkannya. (L)

    ReplyDelete
  5. tq , Ann...btw buku ke satu ini cerita nya bad ending loh...huehehehe jauh dari yg di bayangkan.

    ReplyDelete
  6. kasian banget ya ... banyak akar kepahitan...
    padahal masih kecil.. ;-( musti disembuhin tuh... diobati.. biar pulih lagi

    ReplyDelete
  7. Awal cerita nya sech getu Ev, tp ternyata si Justin ini teh beneran anak raja, dan di bab selanjutnya dia "akhirnya" menerima kenapa hidup dia getu, sayang sebelum perjuangan selesai Justine nya mateeee....huahahaha jahat bener gue yach...tapi lanjut ke buku 2, hingga cerita ini menekankan sebenarnya dalam hidup ini ada tujuan kenapa seorang manusia terlahir.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ahli / Tukang Urut di Bandung

Bagi yang pernah kecelakaan, keseleo, tulang keluar dari persendian, patah tulang, dan masalah-masalah lain dengan tulang dan otot, ahli urut atau tukang urut adalah seseorang yang kita andalkan untuk pengobatan alternatif diluar kedokteran. Persepsi masyarakat mengenai lembaga rumah sakit dan kedokteran masih terdapat kebimbangan walau sudah lebih lebih baik dibanding 10 tahun lalu. Masih ada pemikiran dokter + rumah sakit lebih mementingkan test-test yang berlebihan untuk pasien. Disinilah celah yang diisi oleh ahli urut. Ahli urut berperan sebagai seorang dokter dan ahli terapi. Perlu diperhatikan, menurut saya, sebaiknya tetap ke dokter dulu, x-ray kalau memang diperlukan. Apabila tulang retak atau patah, sebaiknya kunjungan ke ahli urut ditunda dulu. Berikut daftar Ahli urut yang berhasil dihimpun berkat teman2 di facebook...

ExoticAzza : Lola

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE

More Nona Manis : Fina

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE