Skip to main content

Minta masukkan...(member only)

Minta masukkan dong mengenai cerita yg aku bikin, cerita ini sudah lama dibuat, namun masih belum PD buat mengajukan ke penerbitan. Ceritanya adventure fiksi. seri buku ini di label 7 dunia.untuk buku pertama ini di label dunia 1, 2, 3, dan dunia 0.langsung menceritakan 4 dunia si tokoh.



Anne, sorri janji email belom belom aja.Ini baca disini aja yach... Tq pals...







BAB I



AWAL PAGI





Justine memutuskan berjalan menyusuri pantai, dengan alasan mungkin lebih aman. Justine berharap bisa bertemu dengan seorang nelayan, atau siapa saja. Tapi yang di temukan bukanlah orang, melainkan beberapa lubang, bahkan sangat banyak lubang – lubang dengan lingkaran seukuran drum penampungan air. Letak lubang – lubang itu tidak beraturan. Lubangnya berisi air, pada bagian dingingnya, terlihat lapisan pasir yang semakin dalam berwana hitam. Entah seberapa dalam lubang – lubang itu. Justine melanjutkan perjalanan dengan berhati – hati agar tidak terperosok ke salah satu lubang. Langkahnya terhenti ketika Justine memperhatikan di salah satu lubang ada yang bergerak, tapi Justine tidak bisa menyakinkan apa itu, mungkin saja ikan yang terperangkap. Justine kembali berjalan dan kembali melihat sekeliling, sepi tak ada suara. Bahkan ombak pun sepertinya menjadi musuh dengan pantai. Dia melihat lubang yang lain, dan kembali dia melihat sesuatu yang bergerak. Kali ini apa yang dilihat Justine membuat dia tersungkur jatuh ke salah satu lubang, tidak mungkin….ini mimpi !!!’



‘HHHsh…..hsssh …’Justine terbangun dengan nafas terengah engah.



‘Aku bermimpi akan pulau itu lagi, dan siapa dia ? Mengerikan sekali. Kenapa bisa muncul dalam lubang itu?’



Entah, sudah ke berapa kali Justine bermimpi hal yang sama.



Pagi sudah datang lagi, matahari tidak tampak bersemangat menerangi bumi.Masih terlelap dibalik hangatnya selimut awan dan bersembunyi di balik pegunungan.



’Hm , dingin sekali pagi ini.’



Justine melihat beberapa temannya masih terlelap dalam hangatnya selimut, mengikuti apa yang dilakukan matahari. Beberapa yang lain sedang menyatu dalam Tuhan. Sepi sekali pagi ini…



’Tuhan , Aku kembali terjaga dalam pagi ini, sertai aku dalam perjalanan hari ini, berikan aku air kesegaran dalam haus dan makanan dalam lapar,dan juga sertai aku dalam pikiran, ucapan,dan perilaku ku, Amin.‘



‘Maafkan aku bila dalam doa ku tak kusebut nama ayah dan ibu ku, juga manusia manusia lain…walau aku ingin, tapi….toh mereka mereka pun …,entah lah…apa yang baiknya aku doakan….’



Entah apa yang Justine pikirkan setelah bangun dari tidur. Mungkin saja dia masih setengah tertidur dan setengah bermimpi. Justine menuruni ranjangnya yang bertingkat dengan sangat pelan, Justine tak mau membangunkan Arche. Teman satu asrama yang tidur di ranjang bawahnya. Justine hidup di asrama yatim piatu, Justine sendiri tidak tahu mengapa Justine bisa hidup di asrama ini. Entah apakah ke dua orang tua nya masih hidup ? Justine hanya bisa berharap mereka selalu tersenyum terhadap dirinya. Mom, Dad….hanya panggilan seperti itu yang bisa Justine lakukan bila teringat akan kedua orang tuanya.



Ruangan memanjang, diisi dengan barisan ranjang bertingkat, diselingini dengan lemari lemari mungil, yang sudah tampak kusam, lapuk, hah…sepertinya mereka sudah lelah berdiri bertahun tahun disitu. Jendela besar di ujung ruangan dengan tirai penutup seadanya, hm…persis seperti gaun nyonya tua, dan mungkin umurnya sudah melebihi umur Justine. Dan kalau tirai nya disingkap, debu debu memprotes keras…’Aku ingin di pangku ibuku…jangan usir aku’ Lucu juga bila mereka bisa bersuara.



Diseberang jendela, meja besar dengan barisan kursi tidak beraturan, meja masih membuka tangannya untuk menerima apa yang selalu diberikan. Sedangkan di belakangnya loker-loker tempat peralatan sekolah, atau sekedar barang – barang yang dianggap berharga bagi anak - anak. Mengerikan rasanya membayangkan loker loker itu berbicara…pasti gaduh sekali…



‘Pagi Ju…’ sapa Arche setengah mengkagetkan Justine hingga membuat Justine terbangun, benar – benar terbangun.



‘Oh…pagi Arc, sudah bangun juga kau…’ balas Justine



‘Ya…ehm…whuaah…’



‘Mandi ?’ tawar Justine



‘Oke, sebentar aku menyusul…’ Arche membalas tawaran Justine dengan malas yang masih menyelimuti dirinya.



Jangan kamu terheran dengan isi lemari mereka, 1 lemari mereka pakai berdua, karena Justine tidur satu ranjang dengan Arche, yah… lemari nya pun Justine pakai bersama. Isinya, hm…jangan heran deh, cuma beberapa potong pakaian, dan 2 stel seragam sekolah. Beruntung bila ada donator yang memberikan pakaian bekas, maka koleksi pakaian Justine bisa bertambah. Sisanya dipakai untuk menyimpang gayung, dan perlatan mandi.



‘Hei…katanya mau mandi kok malah bingung – bingung liatin lemari…ada yang menarik‘ bisik Arche ikut melihat isi lemari…mendesak badan Justine tanpa bermaksud menyuruh Justine menyingkir pergi.



‘Ah…tidak…’



Justine keluar dari kamar besama teman – teman yang lainnya. Justine berjalan dengan menyeret kaki. Seakan – akan kaki Justine melekat ke lantai. Masih malas rasanya bertemu dengan air. Lorong panjang dengan barisan pintu yang tampak seperti meniupkan manusia manusia kerdil, pyuh…pyuh…pyuh…,hihihi…lucu juga. Barisan lampu gantung tampak menguap bulat, mereka akan segera tertidur…matanya telah tertutup meredupkan cahaya. Semakin membuat Justine iri.



Bau asap lampu lemak masih tercium hangat, masih menyisakan aroma terapi yang seakan – akan dapat membuat anak- anak tidur semakin nyenyak dalam langkah kakinya.



(gambar lorong )





Terkadang Justine berpikir, apakah ini semua bagian dalam cerita Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa mereka harus berdiri antri dengan lesu, hanya untuk mencari kesegaran badan dalam dingin nya air. Apakah ada dunia yang terbalik dengan ini? Tidak usah lagi berdiri kaku dalam dingin air pancuran. Apakah ada air yang dapat menyelimuti Justine dengan hangat. Seperti selimut selimut dalam tidur.



Aneh rasanya melihat deretan pipa air itu….hiiiii seperti hidung yang tak pernah sembuh dari pilek….



Hrrrrr dingin sekali engkau air….Hai air….terima kasih engkau telah bersedia menjadi kotor karena aku…maaf yah air…. Air…, kala aku sedih dan meneteskan kesedihanku, kamu selalu memancarkan kesucian mu, bening…bersih sekali, tak wajar bila kesedihan di wujudkan dalam setetes kebersihan yang bening….Ah aneh, dunia ini….mengapa harus seperti itu….kala tertawa bahagia, kepuasan hasrat manusia terpancar keras…haus akan keserakahan dan kejam rasanya….mengapa semua ini terbalik ? Entah lah…’



Sering sekali Justine melamunkan apa yang sekilas melintas dalam pikirannya, atau apa yang dilihat dalam bentuk bentuk yang bukan sebenarnya. Justine menganggap mereka adalah teman yang selalu dengan senantiasa mendengar keluh kesah nya. Tak berkomentar, walau beberapa hal mungkin sangat membosankan, tapi mungkin itu yang disukai Justine.



Yah ini lah awal pagi Justine.



‘Hallo Justine…kali ini pagi yang indah bukan ? sarapan special ini khusus aku buatkan untuk mu..’ Pak Natel bersemangat membagikan sarapan pagi.



‘Apanya yang special toh semua orang pun mendapatkan menu yang sama. Pagi yang indah ? rasanya tiap pagi dalam musin dingin selalu seperti ini.’



‘Thanks…sir…’



Justine mencari meja kosong, pandangannya mencari Arche, tapi keramaian membuatnya urung dan langsung duduk ketika dia menemukam meja kosong.



‘Kenapa orang memakan makanan dengan begitu rakus. Lahap karena lapar ? mungkin juga, tapi sepertinya tidak… Riuh sekali ruang makan ini…sampai – sampai remah remah makanan tercecer. Pagi meja….pagi kursi….Meja, kamu baik sekali. Di kamar ku, kamu selalu menerima apa yang aku berikan, buku-buku tua, tas sekolah, bahkan injakan kaki – kaki atau pukulan pukulan tangan, kali ini kamu memangku piringku supaya aku bisa makan dengan nyaman. Dan kau kursi, kamu juga baik sekali, tidak capaikah kamu memangku aku. Jangan salah kan aku yah bila aku terlalu berat buat kamu. ‘



Rasanya Justine ingin seperti meja dan kursi. Selalu diam walaupun apa yang dilakukan terhadapnya, meskipun mungkin itu berasa begitu menyakitkan bagi meja dan kursi. Tapi Justine tidak ingin seperti meja dan kursi yang tidak bisa menutupi bekas luka paku.



‘Ehm apakah kamu ini penyimpan dendam ? Tapi rasanya dunia ini sudah benar- benar terbalik. Bukan kah mereka mereka yang sudah membuat lubang ini, yang harus menutup lubang ini kembali…? Salahkah kamu yang terluka dan tidak bisa mengobati luka itu….Maaf ya meja….aku tidak menuduhmu sebagai pendendam, sore aku akan kembali dan mengobati luka mu itu….’



Lamunan Justine terhenti ketika Pak Natel menarik piring makan Justine.



Wah ternyata ruangan sudah menjadi sepi. Tinggal dua orang saja dan mereka pun sudah berlari keluar ruang makan. Ruang makan ini terletak di bawah kamar tidur Justine, berseberangan dengan kamar tidur para pengurus. Justine berjalan melewati ruang pertemuan, dengan sofa sofa yang begitu cantik, dengan baju berbunga indah. Cantik sekali…tepat teratur rapi sesuai dengan arahan pintu besar di depan ruang pertemuan. Pintu yang gagah, kokoh , keras, tegar. Hm mungkin sudah seharusnya dunia mempunyai keterbalikan, selalu yang di luar adalah yang baik – baik yang mungkin juga sebenarnya tidak baik, sedangkan di belakang dengan senantiasa menyimpan barang barang lusuh, tua, rapuh….Yach begitu juga dengan kehidupan Justine. Pikiran benci yang kadang Justine terpikirkan kala mengingat kedua orang tuanya.



Indah ketika aku di lahirkan, indah ketika aku di ciptakan, dengan cinta kedua orang tua ku, maka aku ada, dengan kasih sayang orang tua ku, maka aku bisa hidup. Itu sech kata orang orang pintar yang selalu berdiri di depan kelas…tapi apakah mereka tidak pernah berpikir dengan apa yang dikatakan dengan cinta antara pria dewasa dan wanita dewasa, kasih sayang mereka, maka aku dan teman teman ku hidup dalam dunia seperti ini…? Kemana lari nya cinta…? kemana lari nya kasih sayang…? Bukan kah sudah menjadi salah pria dan wanita dewasa itu !!! Yang katanya memiliki cinta , kasih sayang, namun menyebabkan aku merasakan kesedihan hidupku. Bukan kah sudah seharunya aku merasakan kebahagiaan karena cinta dan kasih….Lalu apa yang di sebut cinta dan kasih sayang bagi Father, Pak Natel, Pak Cline, kak Eldi, kak Eldo. Mereka tidak memiliki cinta wanita dewasa, tapi mereka bertanggung jawab akan kehidupan kami….kebahagian kami. Aku tidak bisa menerima akan cinta kasih seperti itu…? Tidak adil rasanya, kehidupan dan kebahagiaan ku adalah tanggung jawab kedua orang tua ku, bukan mereka…!!! HUH !!!, lebih menyebalkan lagi, kenapa mereka menghadirkan aku ke dunia yang aneh ini?



Justine meraih gagang pintu dan menariknya dengan hentakkan kuat, yang sebenarnya itu harus dilakukan bukan karena Justine sedang kesal, tapi untuk bisa membuka pintu yang besar dan berat. Dengan diiringi deritan engsel dan terutup kembali di akhiri suara brak..mungkin artinya terima kasih…



Aneh sekali pohon tak berdaun, yang seharusnya berselimut daun tebal untuk menghangatkan dirinya akan cuaca seperti ini….dingin dengan angin berlalu lalang menyibukkan diri entah hendak pergi kemana…? Dan Daun – daun menunjukkan sikap kejamnya dengan meninggalkan pohon …Untuk apa kamu lari, pengecut kah kamu ?’



Dia melanjutkan berjalan dan menendangi daun daun kering yang sudah tergeletak di tanah yang basah….



Justine berjalan melewati pohon pohon tua yang sudah semakin tua…Dan di belakangnya yang disebut sebagai rumah Justine, bangunan dengan batu batu, yang sudah berteman akrab dengan daun daun rambat. Sebuah pintu besar dengan deretan tangga di depannya. Kaca kaca mengerling bening…sebersih kain lap Pak Cline yang sedang melap kaca kaca itu. Tirai tirai kamar sudah bersembunyi disisi sisi jendela, dan itu kamar Justiner. Jendela paling kanan, di lantai dua.



Justine sangat senang melihat rumahnya dari sisi bukti ini. Aman, tentram, sunyi, megah, hijau, segar dan



‘TENG…TENG…TENG…’



Tidak banyak lagi yang Justine pikirkan, Justine segera berlari menaiki bukit di seberang rumahnya. Bangunan besar dengan batu batu keras juga, berwarna abu bersih, tapi tidak bersahabat dengan tanaman rambat. Jendela jendela kaca berbaris rapi di setiap celah celah tembok. Itulah sekolah Justine. Sudah banyak anak – anak berjalan di lorong sekolah telihat di balik kaca. Sedangkan lonceng di atas menara barat masih bergoyang menari berat mengikuti irama gema yang di buatnya. Justine berlari kearah pintu tepat di bawah lonceng itu…yah itulah aula sekolah Justine. Setiap pagi anak – anak di wajibkan berkumpul bersama, sebelum masuk ke kelas untuk memulai pelajaran.



Ruangan aula menyimpan rasa sunyi, sepertinya kesepian sekali. Tanpa bisa bersuara, namun tetap mengambarkan kebahagian dan ketentraman, Justine suka sekali berada disini. Tapi tidak saat ini, menyebalkan mendengarkan tawa kik kik dan obrolan obrolann, gaduh sekali.



Aula, kamu mempunyai keberuntungan lebih di banding aku. Kamu diciptakan sangat indah…tinggi seperti langit, terang dengan susupan sinar matahari, dan yang paling aku suka adalah kesunyian mu…’



Justine duduk di deretan kursi belakang. Karena sudah menjadi aturan duduk sesuai dengan urutan kelas. Di sebelah kanan lebih gaguh lagi…..Ucapan ucapan cerewet dari anak – anak wanita…Yah mereka teman teman Justine dari asrama wanita. Tidak jauh dari sekokah ini tapi berada di sebelah yang berbeda dari rumah Justine. Membisingkan tapi suara suara yang membuat Justine tertarik.



Hm ciri mereka kah bila kata kata yang keluar dari mulutnya hm…, hihihi….lucu bila mereka bicara dengan cowok cowok yang mereka idamkan. Mengungkapkan kata kata saja seperti mau tak mau, suara yang ditahan tahan dengan centilnya bibir…Alunan kata kata yang dibuat - buat semerdu mungkin, walau mungkin mereka tidak bisa menyanyi….Menarik sekali memperhatikan mereka… Mom, apakah engkau begitu juga….cantik, bersinar, tenang, senyumnya yang lucu, rambut yang hitam, lurus, terikat….ah tidak…, tidak…, kenapa aku harus membayangkan ibuku seperti sosok dia…?’



Tatapan Jutine tak bisa lepas dari gadis itu. Justine tidak mengenalnya, tapi bila dilihat dari deretan bangku, hmm sepertinya dia dibawah tingkatan kelas dari Justine.



‘Ah…gaduh yang tidak kunjung reda… kenapa bagi mereka yang bisa berbicara, tidak mengucapkan hal hal yang baik saja dari pada mereka mereka yang tidak bisa berbicara….entahlah….Hm seperti apakah suaramu? Seperti apakah tawamu? Tak pernah aku lihat, hanya senyuman yang lucu sekali…Aku suka senyumman mu itu…polos, sepolos apa yang harus kita senyumkan, ah kenapa aku tidak bisa lepas dari perhatiaan mu…Apakah kau begitu menarik bagiku…Hm mungkin dalam aula ini tak hanya aku yang memperhatikan kamu…’



‘Justine…apakah kau akan bergabung? ‘ Tanya Arche datang bersama Gillian.



‘Oh tentu, aku sudah ingin sekali ikut dan aku khusus menantang mu Arc…untuk balas dendam tentunya’



‘Yah…aku juga ikut bertaruh dengan mu Arc…’ kata Gillian menyakinkan Justine dengan rangkulan.



‘Tidak , aku tidak mau …kalian licik. Masa aku harus melawan kalian berdua’



‘Takut…?’ Tanya Justine



‘ya ya ya dia takut’ Gill mengiyakan



‘Jika Dean memastikan ikut, Dia pasti bergabung dengan ku tapi … Oke…akan aku…’



‘Minggiir…beri aku tempat…’ sergah Dean, dengan napas terputus - putus…dan me…mo…tong…pem…bi…cara…an me…re…ka…. Ah Justine jadi ikut terengah - engah melihat Dean.



‘Aku akan melayani tantangan kalian walaupun tanpa dia‘ lanjut Arche sambil melawan tak sadar, desakkan Dean yang berusaha mengambil keuntunggan celah celah agar mendapatkan tempat duduk.



‘Jadi kita berangkat besok…’ Tanya Dean



‘Yup…dan kami telah menantang dia’ ujar Gillian kembali merangkul Justine dan menunjuk Arche dengan dagu nya



‘Berarti aku dengan mu…’ lirik Dean pada Arche



‘Bagus…dua lawan dua akhirnya…ngomong ngomong kau dari mana ?’ Arche bertanya kepada Dean sebagai balasan akan lirikan Dean



‘Ini…’ Dean menunjukkan kertas yang telah digumpal kan…



‘Aku mengajak mereka…’ Matanya menunjuk anak – anak wanita yang juga ternyata sedang mengitrogasi temannya dan HAH ? mereka juga sedang disibuk dengan kertas yang juga sudah digumpalkan… Pasti Justine berpikir…bukankah lebih baik kertas itu dalam keadaan rapi dengan lipatan lipatan senyum harapan, bukan kah lebih sopan bila seperti itu?



‘Dan mereka setuju…?’ Tanya Gillian sambil merebut gumpalan kertas dari tangan Dean. Arche juga ikut membuka kertas itu…



‘Yup’ balas Dean singkat



Apa sech isi kertas itu dalam keinginan tahu Justine dengan tanpa disadari Justine pun tertarik melihat isi kertas….namun tersadar, bukankah anak wanita yang menarik perhatian Justine duduk dalam deretan bangku yang sama dengan anak - anak wanita yang Dean ajak serta…? Justine mencuri sedikit pandangan ke arah wanita itu…..semoga saja pikirnya…



Ruangan menjadi sunyi ketika Father dan beberapa guru terlihat memasuki ruangan aula.



‘Sssstttttt…’



‘Ssssssstttttttttt……’





‘… …’

Comments

  1. hhiiiiiiiiiiiiiiiii merinding.........!!
    bulu roma bergetaar!
    [bengong, menyimak dengan srius nunggu lanjutannya!]

    ReplyDelete
  2. Btw yang mana ya sih ceritanya?

    ReplyDelete
  3. Dah kluar td koneksi lemot abis ..jadi ga keluar gitu tulisannya

    ReplyDelete
  4. Ko yy, kalo koko mau publish novel ato buku, koko harus hubungi editor. Jadi ada org yg edit tulisan koko. Mungkin edit tata bahasanya, atau struktur ceritanya(bukan isi ceritanya ya).

    ReplyDelete
  5. yang miring itu omongan pikiran Justine.. dia bicara dalam hati Gie

    ReplyDelete
  6. tapi so far so good lah
    btw... temen gua di Gramedia lagi cari penulis tuh buat diterbitin...
    kalo loe mau tar gua kenalin

    ReplyDelete
  7. mau sekali, tq b4.hm layak terbit kah ( belum PeDe euy...)

    ReplyDelete
  8. hm... dia lagi cari kumpulan cerpen yang dibukuin
    ada kok yang asalnya dari blog.. sekarang dibukuin n dijual gitu

    ReplyDelete
  9. ok ko, gua baca =) :-)

    ReplyDelete
  10. Ko, di bab ini terlalu banyak mendeskripsikan benda2 mati. Daripada mendeskripsikan benda mati (ranjang, tirai, lampu gantung, pipa air, dll), bagaimana kalo lebih menceritakan bagaimana wajah dan perawakan Justine. Atau tokoh2 lainnya. Bener2 gak ada penjelasan penokohannya.

    ReplyDelete
  11. Ko yy, Justine itu nama perempuan ya? kalo laki2, Justin. Pertamanya sempet ngira Justine itu perempuan.

    ReplyDelete
  12. weleh..weleh..baru tau gw Justine itu perempuan dan Justin itu cowo.
    Emang kalau Eveline itu cw dan Evelin itu Cowo yah?

    Teruss....kalau Bambang itu cowo dan Bambange itu cewe? ;-)

    ReplyDelete
  13. jadi maksudnya erlin itu COWO dan erline itu CEWE...wah salah ngasih nama gt yah si papi. emmmhhhhhh...

    ReplyDelete
  14. Hm...gak tau ya...serasa Justine itu cewe, n Justin itu cowo. Atau karena di Jerman nama2 yg sama tapi penambahan -e di belakang itu perempuan. Contoh: Valentin(nama laki2), Valentine(-e di blakang ikut dibaca, nama perempuan).

    ReplyDelete
  15. cha emang seh sebagian or klo nulis nama g pasti ada e nya d belakang ....apa gara2 mu menegaskan g cewe gt yah hahahhahaha

    ReplyDelete
  16. ko, ini mana bacaannya ya?hahahaha, ga ketemu eui =P

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ahli / Tukang Urut di Bandung

Bagi yang pernah kecelakaan, keseleo, tulang keluar dari persendian, patah tulang, dan masalah-masalah lain dengan tulang dan otot, ahli urut atau tukang urut adalah seseorang yang kita andalkan untuk pengobatan alternatif diluar kedokteran. Persepsi masyarakat mengenai lembaga rumah sakit dan kedokteran masih terdapat kebimbangan walau sudah lebih lebih baik dibanding 10 tahun lalu. Masih ada pemikiran dokter + rumah sakit lebih mementingkan test-test yang berlebihan untuk pasien. Disinilah celah yang diisi oleh ahli urut. Ahli urut berperan sebagai seorang dokter dan ahli terapi. Perlu diperhatikan, menurut saya, sebaiknya tetap ke dokter dulu, x-ray kalau memang diperlukan. Apabila tulang retak atau patah, sebaiknya kunjungan ke ahli urut ditunda dulu. Berikut daftar Ahli urut yang berhasil dihimpun berkat teman2 di facebook...

ExoticAzza : Lola

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE

More Nona Manis : Fina

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE