Skip to main content

minta masukkan...3(member only)

bab3/12. selamat menikmati....







BAB III



HORSETAPAL



 



Di asrama diterapkan peraturan bila sudah jam malam maka anak anak tidak diperkenankan berkeliaran di luar asrama. Maka lampu lampu jalan pun hanya dipasang sejauh putaran asrama saja. Dan asal tahu saja, asrama mereka sudah memakai lampu listrik, tapi untuk menghemat biaya maka sebagian tugas dari lampu lampu akan digantikan lampu minyak lemak. Sumber listrik yang tidak begitu besar yang dihasilkan dari air terjuan di atas gunung sedikit jauh dibelakang dari asrama ini, Membuat pemakaian listrik tidak sebebas walaupun sanggup membayar biaya yang dibebankan. Seperti di ruangan utama asrama, bila musin dingin makan lampu hanya dinyalakan sebagian, karena sebagian penerangan dibantu perapian. Asrama tidak memiliki banyak dana untuk biaya biaya yang harus dibayarkan, hanya bantuan uang dari King Putih Horse IX, beberapa donator dan orang tua yang anaknya sekolah di sini. Anak – anak asrama menjual jasa tenaga mereka bila ada rumah di pekotaan yang sedang di renovasi atau membangun rumah baru. Cukup untuk membantu biaya dalam meneruskan kehidupan asrama.



Anak – anak asrama menaruh rasa bangga terhadap Arche, karena pancingan ciptaannya, Arche mendapatkan 5 keping dari tiap pancingan yang dijual FISH & IKAN, sebuah toko penjual alat – alat memancing dan penjual ikan di kota sana. Walaupun mendapat 5 keping, Arche hanya menyimpan 1 keping saja buat dirinya, 4 keping diberikannya untuk asrama.



Oleh karena itu, beberapa anak, terutama Gillian berusaha membuat peralatan –peralatan baru seperti Lampu minyak lima jari, kursi panjat, bajak bercabang, sikat jalan, dan masih banyak barang barang lainnya.



Anak anak kelas sekolah junior, diajarkan bercocok tanam sekalian mempelajari botani. Tidak banyak yang mereka tanam, kentang, jagung dan beberapa jenis sayuran saja. Bila hasil tanaman mereka sangat banyak, mereka membawa ke kota dan menjualnya. Bahkan biasa pulang membawa barang – barang tambahan gratis, sumbangan dalam bentuk pakaian bekas, gandum, ataupun roti - roti kayu, roti panjang dan keras yang cocok dimakan dengan sop. Bahkan bila berpapasan dengan nelayan, mereka akan mendapatkan beberapa ekor ikan segar.



Kota tidak jauh dari asrama, bila berdiri dari menara barat aula, maka kota akan terlihat. Jauh di ujung kota, nampak laut, yang entah kenapa, laut ini tidak berwarna biru, warnanya hijau dan kadang coklat keruh. Mungkin karena itu di sebut laut HIJAUBROWN. Sedikit ikan yang bisa ditangkap dengan keadaan air laut seperti itu, oleh karena itu bila musin panas, akan banyak kapal kapal nelayan pergi berlayar jauh untuk menangkap ikan. Sedangkan bila musin dingin, layar – layar kapal pun sibuk menyelimuti tiang penyangga layar, bahkan dirinya sendiri.



Laut HIJAUBROWN tidak memiliki ombak besar,  makanya tidak banyak kapal besar. Kapal – kapal tidak lebih dari panjang kereta kereta kuda yang banyak lalu lalang di kota. Hanya 2 kapal yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari yang lainnya, itupun kepunyaan King Putih Horse IX, dan dipakai sebagai armada perang atau perjalanan ke kota kota tetangga. Entah berapa kali kapal kapal itu mengarungi lautan, rasanya lebih banyak berdiam santai. Menikmati ayunan ombak, dan mandi sinar matahari. Lainnya, kapal – kapal pendatang dari kota kota lain. Mudah untuk dibedakan, perhatikan saja ujung geladaknya, bila tidak ditemukan ukiran kepala kuda, maka kemungkinan pasti kapal itu bukan kepunyaan HORSETAPAL.



Batas tembok kota, berdiri dari utara ke selatan, tidak begitu besar dan tidak tinggi namun cukup untuk berdiri bertahun tahun bahkan berpuluh puluh tahun. Pintu gerbang utama dengan dua menara di kanan kiri lengkap dengan atribut bendera, lampu minyak berukuran besar dan pos – pos penjaga. Dan diujung – ujung benteng juga terlihat hal yang sama, menara dengan atribut yang lengkap juga. Menara utara menempel pada bukit, jauh lebih tinggi dari pada menara lainnya, dan bila berada di menara utara, dapat melihat kota HORSETAPAL secara jelas. Menara utara merupakan pusat dari menara pengawas, mungkin dikarenakan posisinya yang bisa memantau keseluruhan HORSETAPAL. Dan bila ada keadaan darurat, pengawas akan memberikan peringatan dalam bentuk sandi lampu disertai bunyi genderang. Sedangkan menara selatan berbatasan dengan sungai HIJAU. Tidak begitu tinggi namun lebih panjang dibanding menara pengawas lainnya.



HORSETAPAL mempunyai 3 jalur jalan utama, Jalur pertama bersebelahan dengan tembok pembatas kota, dan diberi nama HORSESATU, sedangkan jalur yang berhubungan dengan pintu gerbang di beri nama HORSEUTAMA. Sedangkan jalan lainnya bersebelahan di kanan dan kiri anak sungai HIJAU,  HOSREHIJAU TIMUR dan HORSEHIJAU BARAT, kedua jalan ini tidak begitu besar dibandingkan HORSESATU dan HORSEUTAMA.



HORSEHIJAU BARAT dan HORSEHIJAU TIMUR di hubungkan beberapa jembatan, 1 jembatan besar bisa dilauli kereta kuda dan 4 lainnya sebatas orang bisa berjalan. Rakit rakit kecil yang terbuat dari susunan berjejer bambu dengan ujung yang terikat menjulang keatas, mengiasi anak sungai HIJAU. Rakit bambu ini dipakai untuk sarana transportasi dari arah utarat ke selatan atau sebaliknya. Cukup membantu untuk membawa barang – barang, atau sekedar menjadi sarana hiburan bagi mereka mereka yang ingin menghabiskan waktu sore dengan menyusuri sungai HIJAU.



Sangat indah bila melihat matahari terbenam dari menara barat, terutama di hari hari cerah di musin panas. Warna laut yang hijau kecoklat – coklatan dipantulkan matahari dengan senyuman kuning, kemerah merahan, membakar atap dan tembok rumah rumah ….wah warna warni jadinya dan indah sekali….



Dan bila saat seperti itu tiba tepat di akhir pekan, banyak anak anak asrama menikmatinya dengan duduk di pelataran halaman aula. Ditemani buku, bermain, atau bercanda dengan cemilan seadanya, bahkan beberapa membakar jagung. Begitu juga dengan para pengurus asrama, dan orang tua dari beberapa anak, ikut serta dalam moment kekeluargaan yang bahagia sekali. Kebahagiaan yang menipu menututupi kesedihan Justine, iri rasanya Justine melihat kebahagian. Kebahagiaan yang sebenarnya tentunya, bila melihat teman temannya berkumpul dengan ayah dan ibu mereka, bahkan dengan kakak atau adik mereka. Tidak hanya anak anak asrama, para penduduk pun ikut serta seakan akan merayakan perayaan yang tidak ada judul.



Satu – dua kincir masih asik berputar bergantian mengambil dan membuang air…sibuk sekali melayani orang orang yang sedang antri siap mengambil air dengan guci – guci nya.



Barisan toko – toko di kanan dan kiri HORSEUTAMA menjadi hiasan yang menarik perhatian orang – orang yang melewati, Justine pun sering berhenti di beberapa toko dan memperhatikan barang – barang yang sedang di pajang. Hanya bisa mengagummi saja. Jika ada kesempatan ke kota, Justine selalu menyempatkan diri datang ketoko BOOK dan BUKU. Tidak untuk membeli tentunya, namun sekedar membaca literatur yang menurutnya sudah cukup menambah pengetahuannya.



Menyenangkan pikirnya bila mempunyai buku  sebanyak mungkin, walaupun belum tentu Justine akan membacanya. Cukuplah bagi Justine menghabiskan beberapa waktunya dengan membaca diperpustakaan sekolah. Dan ada satu toko lagi yang selalu menjadi kunjungan Justine. FOOD dan MINUMAN. Justine sangat menyukai SARGIBEER, minuman campuran sarsapalila, ginseng dan beer. Tidak hanya Justine, banyak orang menyukainya, begitu juga dengan Dean, Arched dan Gillian.



Sebagai ganti SARGIBEER, Justine harus merelakan 3 keping kepada pak Funder, pemilik toko FOOD dan MINUMAN. Itu pun merupakan harga potongan. Justine, Dean, Arche dan Gillian, berkumpul di FOOD dan MINUMAN bukan karena tidak ada kerjaan, tapi mereka memakai sebagai tempat pertemuan dan melepas lelah setelah berkeliling kota, menyelesaikan keperluan – keperluan atau kebutuhan belanja asrama. Dan jika ada waktu luang, Gillian mengajak teman – temannya menyempatkan diri untuk mampir ke rumahnya. Tidak jauh  dari FOOD dan MINUMAN. Ayah Gillian membuka toko peralatan rumah dan beberapa diantaranya merupakan barang antik. Dan sepertinya minat Ayah Gillian menurun pada Gillian.



Sedangkan gudang – gudang menjadi hiasan HORSESATU. Jalanan yang paling ramai. Seru bila berjalan – jalan di HORSESATU. Banyak bertemu dengan orang – orang pendatang, dengan cerita – cerita yang mungkin entah benar atau tidak. Selain orang – orang, banyak juga barang – barang yang setidaknya menarik untuk diperhatikan. Oleh karena itu, Gillian selalu meminta bagian menjalankan tugas yang setidaknya dapat datang ke HORSESATU atau berdekatan. Gill, senang mendapatkan ide dari barang- barang baru. Sehingga dia dapat membuat barang yang lebih cocok digunakan bagi penduduk HORSETAPAL. Atau setidaknya menjadi tambahan koleksi untuk toko ayahnya.



Asap – asap dari cerobong tampak mengeliat enggan keluar dari cerobong karena dinginnya udara. Semakin kedalam memasuki HORSETAPAL, akan tampak rumah – rumah penduduk. Bila menyusuri HORSEUTAMA maka akan melewati asrama SANTO JOSEPH, dan berakhir di kediaman King Putih Horse IX. Kediaman King Putih Horse IX masih jauh di belakang atas daripada asrama SANTO JOSEPH, kalau berdiri dari menara barat, hanya akan telihat ujung ujung menara pengawas.



Menurut legenda yang beredar di HORSETAPAL, kota ini disebut begitu karena bila di lihat dari atas maka berbentuk seperti tapal kuda, dan banyak sekali di temukan kuda berwarna putih. Oleh sebab itu Raja mereka di gelari King Putih Horse, walaupun sebenarnya Beliau – Beliau mempunyai nama nya sendiri.



Sedangkan di sebelah utara HORSETAPAL, terbentang padang rumput. GREENTANAH, namanya. Hanya ada beberapa rumah penduduk dan satu rumah peternakan memajang. Disana mereka memelihara kuda dan domba. Tidak banyak, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk HORESTAPAL. Bulu domba yang dihasilkan di berikan ke asrama putri, mereka akan memintal menjadi benang dan menenunnya menjadi kain. Pedagang – pedagang kain di kota akan datang dengan kerta – kereta kudanya, setidaknya sebulan sekali untuk membeli kain dari mereka. Dan uang hasil penjualan kainnya di bagi dua, setengahnya diambil pemilik domba.



Selain domba, peternak – peternak GREENTANAH juga memelihara dan mengembang biakkan kebanggaan HORSETAPAL, hm…yup apalagi kalau bukan kuda putih. Mahluk nenek moyang dari HORSETAPAL, kuda yang bagus, putih bersih bersinar mengkilap dengan rambut dan ekor yang berkilau keperak – perakan. Anggun bila berjalan namun gagah bila berlari.



Justine, dan bukan hanya Justine, sering sekali mengawasi kuda – kuda putih yang sedang dilatih berjalan, berlari, atau sekedar bermain mencari rumput – rumput. Sudah bisa di tebak, Justine ingin sekali mencoba menaiki kuda, bahkan setidak nya memiliki satu saja. Seru sekali bila bisa menaiki kuda sambil berlari, diiringi derap kuda…



HORSETAPAL, salah satu kota pelabuhan di Negara bagian NOMERIK.  Entah apa asal mula wilayah ini bisa disebut NOMERIK, yang konon beberapa petualang tua mengatakan wilayah ini bila dilihat dari puncak bukit, lembahnya menyerupai angka – angka. Jika berdiri dari puncak bukit yang satu kamu akan melihat angka delapan, tiga, dan bila dilihat dari puncak bukit yang lain kamu akan melihat angka enam, satu , dua.





 

Comments

  1. Ko yy, latar belakang tempat jadi problem buat saya sebagai pembaca. Nama-nama tempat yang rancu. Seperti Horsetapal; ditulis dengan gabungan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia : Horse= kuda, dan tapal = bhs indonesia, tapal. Fish dan Ikan, Food dan minuman, Greentanah. Di manakah tempat ini berada? di Indonesia kah? atau luar negri? Amerika?Eropa? atmospernya saya rasa koko lebih ke wester ato eropa ya? bukan asia. Ataukah negri antah berantah. Kalo maksud koko negri antah berantah ato negri fantasi/imajinasi, seperti buku Harry Potter, latar belakang tempatnya fantasi/imajinasi saja. Nama2 tempat tidak diterjemahkan ke dlm bhs Indonesia (di novel terjemahan Harry Potter). Nah, yg punya koko ini membingungkan. Ada bhs inggris+indonesia, so?
    But...really,...unique.

    ReplyDelete
  2. masuknya katagori Cerpen Multiculture kali yah.. :-)

    kayaknya kamu punya gaya nulis kalau dikembangin bagus tuh.. (C)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ahli / Tukang Urut di Bandung

Bagi yang pernah kecelakaan, keseleo, tulang keluar dari persendian, patah tulang, dan masalah-masalah lain dengan tulang dan otot, ahli urut atau tukang urut adalah seseorang yang kita andalkan untuk pengobatan alternatif diluar kedokteran. Persepsi masyarakat mengenai lembaga rumah sakit dan kedokteran masih terdapat kebimbangan walau sudah lebih lebih baik dibanding 10 tahun lalu. Masih ada pemikiran dokter + rumah sakit lebih mementingkan test-test yang berlebihan untuk pasien. Disinilah celah yang diisi oleh ahli urut. Ahli urut berperan sebagai seorang dokter dan ahli terapi. Perlu diperhatikan, menurut saya, sebaiknya tetap ke dokter dulu, x-ray kalau memang diperlukan. Apabila tulang retak atau patah, sebaiknya kunjungan ke ahli urut ditunda dulu. Berikut daftar Ahli urut yang berhasil dihimpun berkat teman2 di facebook...

ExoticAzza : Lola

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE

More Nona Manis : Fina

Find out the differences between NonaManis.com, MoreNonaManis.com, ExoticAzza.com and IndoAmateurs.com - read our FAQ or go to  NonaManis.com . Your email program/account might have a spam filter which mistakenly marks our emails as spam. Please make sure to add admin@exoticazza.com, admin@indoamateurs.com and admin@morenonamanis.com to your safe senders list. WARNING: ADULT MATERIALS FOR CONSENTING ADULTS OVER 21 YEARS OF AGE