Kemampuan Memimpin Menentukan Tingkat Keefektifan Seseorang
SERING KALI SAYA MEMBUKA KONFERENSI KEPEMIMPINAN SAYA dengan menjelaskan Hukum Katup ini karena membantu orang memahami nilai kepemimpinan. Jika Anda dapat menguasai hukum ini, akan Anda lihat dampak kepemimpinan yang luar biasa pada setiap aspek kehidupan. Maka inilah dia: Kemampuan memimpin adalah katup yang menentukan tingkat kefektifan seseorang. Semakin rendah kemampuan seseorang untuk memimpin, semakin sedikit katup yang terbuka bagi potensinya. Semakin tinggi kepemimpinannya, semakin besar keefektifannya. Untuk memberikan contoh, jika kepemimpinan Anda bernilai 8, maka kefektifan Anda tidak akan pernah lebih besar dari pada 7. Jika kepemimpinan Anda hanya bernilai 4, maka kefektifan Anda takkan pernah lebih dari 3. Kemampuan Anda memimpin - entah baik atau buruk - selalu menentukan keefektifan Anda serta potensi dampak organisasi Anda.Izinkan saya untuk menceritakan sebuah kisah yang mengilustrasikan Hukum Katup ini. Pada tahun 1930, dua orang kakak beradik bernama Dick dan Maurice pindah dari New Hampshire ke California untuk meraih impian Amerika (American Dream). Mereka baru saja ke luar dari sekolah menengah, dan mereka melihat sedikit kesempatan di kota asal mereka. Maka mereka langsung menuju Hollywood di mana akhirnya mereka mendapatkan pekerjaan di sebuah studio film.
Setelah beberapa lama, semangat wiraswasta serta minat mereka dalam industri hiburan mendorong mereka untuk membuka sebuah theatre di Glendale, timur laut Hollywood. Namun terlepas dari segala upaya mereka, kedua kakak beradik ini pokoknya tak berhasil membuat bisnisnya menguntungkan. Dalam waktu empat tahun mereka kelola theatre tersebut, mereka tak dapat menghasilkan uang secara konsisten untuk menbayar sewa bulanan yang hanya sebesar seratus dolar.
KESEMPATAN BARU
Keinginan sukses kedua kakak beradik ini kuat, maka mereka terus mencari kesempatan bisnis yang lebih baik. Pada tahun 1937, akhirnya mereka menemukan sesuatu yang berhasil. Mereka buka sebuah restoran drive-in kecil di Pasadena, yang terletak di sebelah timur Glendale. Orang-orang di California selatan telah menjadi begitu melekat dengan mobilnya, dan kebudayaan ketika itu berubah untuk mengakomodasinya, termasuk bisnis-bisnis yang ada.
Berbagai restoran drive-in menjadi fenomena yang bermunculan di awal tahun tiga puluhan, dan menjadi sangat populer. Bukannya makan di dalam ruang makan, para pelanggan memasukkan mobilnya disekeliling sebuah restoran kecil, menyampaikan pesanannya, dadn menikmati hidangannya di mobilnya. Pesanannya dihidangkan dengan nampan, lengkap degan peralatan makannya. Gagasan ini sungguh tepat di zaman di mana masyarakat menjadi semakin cepat serta semakin banyak bergerak ketika itu.
Restoran drive-in Dick dan Maurice ketika itu sangat sukses, dan pada tahun 1940 mereka memutuskan untuk memindahkan lokasi usahanya ke San Bernardino, sebuah kota kelas pekerja kira-kira lima puluh mil di sebelah timur Los Angeles. Mereka bangun fasilitas yang lebih besar dan memperkaya menunya dari yang tadinya hanya hod dogs, fries (kentang goreng), serta shakes (minuman), menjadi sandwich sapi panggang, hamburger, dan lain sebagainya. Bisnis mereka meledak. Penjualan tahunannya mencapai $200,000 dan kedua kakak beradik ini membagi keuntungan $50,000 setiap tahunnya - jumlah yang membuat mereka menjadi kaum elit ketika itu.
Pada tahun 1948, naluri mereka mengatakan bahwa zaman telah berubah, dan merekapun memodifikasi usaha restorannya. Mereka mulai hanya melayani pelanggan yang datang memesan langsung, bukannya lewat mobil, dan segalanya mereka rampingkan. Mereka kurangi menunya dan memfokuskan pada hamburger. Mereka hapuskan peralatan makannya dan menggantikannya dengan produk kertas. Mereka kurangi biaya mereka serta harga yang mereka bebankan kepada pelanggan. Mereka juga menciptakan apa yang mereka sebut Speedy Service System (Sistim Layanan Cepat). Dapur mereka menjadi seperti lini perakitan, di mana setiap orang memfokuskan perhatiannya pada layanan dengan cepat. Sasaran mereka adalah memenuhi pesanan pelanggan dalam waktu tiga puluh detik atau kurang. Dan mereka berhasil. Pada pertengahan tahun 1950-an, penghasilan tahunan mencapai $350,000 dan ketika itu, Dick serta Maurice membagi keuntungannya kira-kira $100,000 setiap tahunnya.
Siapakah dua kakak beradik ini? Di zaman itu, Anda bisa mengetahuinya dengaan datang ke restoran kecil mereka di pojok Fourteenth dan E Streets di San Bernardino. Di depan gedungnya terpampang logo yang berbunyi McDonald's Hamburger. Dick dan Maurice McDonald telah meraih impian Amerika, dan selebihnya, seperti kata mereka, adalah sejarah, bukan? Keliru. Kakak beradik McDonalds tidak pernah berhasil lebih jauh karena kepemimpinan mereka yang lemah menjadi seperti katup yang menutupi kemampuan mereka meraih sukses.
Selanjutnya: Kisah Dibalik Kisah
ko bang..., ini ceritanya udahan ya?
ReplyDeletesambungannya blm ada ya..
hehehehe.. seru cerita biografi seseorang teh :P
ada lanjutannya Anne.. ini kan masih cerita yang 21 Hukum Kepemimpinan Sejati... planningnya aku ketik 1 buku-eun... berdoa aja gak jadi males ya.. he.he.he. 1 bulan 1 bab.. kira2 beres dalam 2 tahun :up:
ReplyDeletewakakaka.. iyah bener2, jangan semua2 langsung keluar, moal dibaca, mending sedikit2, dicerna dan dicoba dilakukan kalo ada yang kepake.. heuehe.. mirip dengan Firman Tuhan kali yah cara pelaksanaannya :D
ReplyDeleteow.., itu teh ko bang yg ngetik
ReplyDeletesaya pikir teh fw an tea, jd ada sambungannya
hehehe
jia you ko bang.. :D
baru tau eui kalau McD lahir di Pasadena. ha..ha.. :D
ReplyDeletekoq pasadena si?
ReplyDelete"Dick dan Maurice pindah dari New Hampshire ke California" --> New Hampshire = Pasadena? :twisted:
So, yang jadi badut icon McD tuh siapa ya?
ReplyDelete(ga penting mode: ON)
hehehe.... :D