hari pertama aku masuk kerja, untuk menjaga imej maka aku datang sangat pagi. Pikiran ku biar lah aku sarapan di kantor saja. Sayang hanya ada 1 tempat sarapan, dengan menu khas jakarta, kios indomie.
Pesanan melayang, indomie soto mie, es teh tawar.
Saat itu seorang lelaki dengan pakaian kaos dengan cap merek air untuk kontak lens "rasanya" yang aku pun tidak jelas membaca merek itu. Didepannya seorang wanita modis bergaya pakaian kantoran sudirman.
Bukan maksud menguping, hanya saja permbicaraan mereka terdengar jelas.
Pembicaraan melibatkan rekan kerja mereka menjadi tokoh utama dalam hal kinerja kerja yang buruk, beberapa point yang aku ingat :
1.Sangat lama untuk meneruskan proses PR.
2.Sering tidak di meja kerja.
3.Menelepon berjam jam ?
karena jam mendesak untuk tidak mendengarkan lagi point ke 5 dan seterusnya, aku meninggalkan mereka. Point ke 4 sudah sangat jelas, mereka seharusnya terlambat masuk kantor. Toh aku pun di ambang absen merah.
pemikirian :
Jika tokoh utama berkerja di divisi pembelian, bukankah PR merupakan tugas pokok mereka ? kenapa bisa sangat lama di proses ?, bisa saja dia tidak lama lama di meja kerja karena pergi mencari barang, dan menelepon supplier untuk mendapatkan discount tambahan 5% yang walaupun nilai 5% itu habis dengan biaya telepon.
Benarkah pegawai ini begitu buruk dalam kinerja nya ?
Ideal pemikiran :
1.PR adalah customer. Jika ada membuka toko, dan sudah banyak barisan customer, bukankah anda merasakan kegembiraan karena receh - receh bergemerincing mengalahkan derit pintu toko yang seharusnya setahun kemarin di ganti baru ?
2.Seorang pembelian memanfaatkan waktunya untuk memuaskan customer, entah dengan cara apapun.
3.Menjual dengan keuntungan besar bukan jaminan bagi kelangsungan toko anda.
sumber : pemikiran sorang pekerja , Berharap indomie, dan teh"yang belum diketahui" merek menjadi sponsor buku ku.
Comments
Post a Comment