Sang pendeta melihat air semakin tinggi, masuk ke dalam rumah, ia berkata dalam hati: "Aku sedang menyiapkan khotbah tentang Pertolongan Tuhan, ini mungkin ujian buat aku. Aku tidak akan lari, menunggu dan percaya Pertolongan Tuhan datang atas aku."
Ketika air sudah mencapai jendela, ada perahu lewat. "Naiklah, pak pendeta", teriak mereka. "Ah, tidak nak" kata pendeta dengan penuh percaya, "Aku yakin akan Pertolongan Tuhan."
Air sudah mencapai atap rumah, sebuah perahu penuh orang lewat lagi dan mengajak sang pendeta naik ke dalamnya, sekali lagi ia menolak.Sekarang air sudah mencapai puncak menara, sang pendeta sudah di ujung menara, sebuah perahu lewat lagi, orang di dalamnya dikirim untuk menolong sang pendeta. "Terima kasih, saudaraku", kata sang pendeta, "Aku percaya kepada Tuhan. Ia tidak akan meninggalkan aku."
Ketika sang pendeta akhirnya tenggelam, naik ke surga, pertama-tama yang ia lakukan adalah mengeluh kepada Tuhan, "Aku telah melayaniMu, setia kepadaMu, dan percaya kepadaMu, mengapa engkau tidak menolong aku ketika aku tenggelam?"
"Ah", kata Tuhan, "Aku sudah mengirim perahu tiga kali."
Pada suatu hari sebuah desa terpencil terkena banjir. Penduduk desa yang ketakutan berkumpul di gereja di atas bukit. Pastur gereja berusaha menenangkan penduduk sambil berkata,”Tenang, percayalah, Tuhan pasti menolong!” dan kemudian langsung mengajak penduduk desa untuk berdoa bersama. Satu hari lewat, air semakin tinggi, peduduk makin ketakutan. Si Pastur kembali berkata,”Tenang, percayalah, Tuhan pasti akan menolong!”
Esok harinya lagi air sudah menggenangi lantai gereja, penduduk jadi panik, tapi untungnya bantuan datang. Namun, penolong yang datang hanya membawa 3 perahu, tidak muat untuk membawa semua orang dalam gereja. Jadi perahu itu baru bisa kembali besok membawa sisa penduduk di gereja. Si pastur bicara lagi,”Percayalah, Tuhan pasti akan menolong!”
Esoknya lagi gereja sudah tinggal atapnya, dan semua orang duduk di atasnya, Saat bantuan ke dua datang, semua orang masuk perahu kecuali si pastur, dia berkata,”Aku tidak ingin meninggalkan gerejaku, dan aku percaya Tuhan pasti menolong.”
Para penolong dan penduduk berusaha membujuknya untuk ikut perahu, namun si pastur bersikeras untuk tinggal di gereja sambil ngomong,”Aku percaya, Tuhan pasti akan menolongku.” Dia pun ditinggalkan.
Esoknya lagi air sudah menutupi hampir seluruh gereja sampai si pastur terpaksa bergelantung di ujung tiang salib gereja. Ternyata perahu yang kemarin datang untuk ketiga kalinya untuk menolong si pastur.
Namun ternyata si Pastur tetap tidak mau ikut, dan kembali berkata, “Aku percaya, Tuhan pasti akan menolongku.”
Para penolong berusaha keras untuk membujuk si pastur untuk naik perahu, namun lagi-lagi, si pastur hanya menjawab,”Aku percaya, Tuhan pasti akan menolongku!” Para penolong pun pergi.
Esok harinya si Pastur mati tenggelam. Saat di akhirat, si pastur protes pada Tuhan, “Ya Tuhanku… kenapa Engkau tidak menolongku…?”
Tuhan menjawab, “Aku sudah mengirimkan 3 utusan untuk menolongmu, tapi kamu tidak menghiraukannya.”
Pada suatu hari dengan hujan yang sangat deras…Jakarta tenggelam dengan banjir. Toto seorang pemuda yang enerjik dan tampan menjagai rumahnya dari kebanjiran.
Banjir mulai menggenangi jalan di depan rumah Toto hingga mencapai 1 meter, para tetangga mulai pada mengungsi. Mereka mengajak Toto juga untuk segera mengungsi, “Ayo, To kita ke pengungsian, banjir mulai besar.” Namun Toto menjawab, “Saya sudah berdoa kepada Tuhan agar menolong saya dari musibah ini, saya akan tetap di rumah.”
2 jam kemudian banjir mulai memasuki rumah Toto setinggi 1,5 meter, tim SAR pun mulai berdatangan dengan mengendarai perahu karet. Tim SAR memastikan area perumahan tersebut sudah dikosongkan oleh para penghuninya, namun hanya Toto yang masih bertahan di rumahnya. Sekali lagi Toto diajak untuk segera meninggalkan rumahnya. Dan sekali lagi juga Toto menolaknya karena ia yakin Tuhan akan menjawab doanya dan Tuhan akan segera menghenti musibah ini dan menolongnya. Dia terus berdoa kepada Tuhan.
3 jam kemudian banjir sudah setinggi atap rumah, Toto mengungsi ke atas genteng. Tim SAR kembali mendatanginya dengan sebuah helicopter dan memintanya untuk segera menaiki helicopter tersebut. Tetap ia menolak pertolongan tersebut. Ia tetap yakin Tuhan akan membantu dan menyelamatkannya. Ia tetap berdoa kepada Tuhan.
Selang beberapa menit kemudian, Toto akhirnya tewas dengan sia-sia. Dan dia pun langsung bertemu dengan Tuhan dalam kematiannya. Dia protes kepada Tuhan. “Ya Tuhan, kenapa Tuhan tidak menjawab 3 kali doa saya, hingga saya tewas seperti ini.”
Tuhan menjawabnya :
“Saya sudah menjawab doa-doa kamu, kamu ingat…saat Saya kirim tetangga kamu agar mengajak kamu mengungsi… kemudian menjawab doa kamu kedua, Saya kirim tim SAR dengan perahu karetnya… lalu ketiga, Saya sampai sewakan helicopter untuk menjemput kamu…kamu tetap menolak semuanya….”
Ada seorang laki - laki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Bulan - bulan musim penghujan sudah dimulai. Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik maupun hujan lebat. Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan turun deras agak berkepanjangan, permukaan sungai semakin lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.
Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa. Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang - orang sudah banyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi. Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi, lelaki tersebut tampak tenang tinggal dirumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin tinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut. S lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus saja menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat rajin berdoa.”
Setelah beberapa kali membujuk tidak bisa, akhirnya truk tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain. Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5 meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari. Datanglah regu penolong dengan membawa perahu karet dan berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadan semakin tidak terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi. Lagi-lagi laki-laki tersebut berkata: ” Terima kasih, tidak usah menolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya dari keadaan ini.
Perahu dan regu penolongpun pergi tanpa dapat membawa lelaki tersebut. Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyatan. Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan rumah-rumah disitu. Lelaki itu nampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus berdoa.
Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regu penolong melihat ada seorang laki-laki duduk di wuwungan rumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat. Dari atas terdengar suara dari megaphone: ” Pak, cepat pegang tali itu dan naiklah kesini. “, tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab dengan berteriak:”Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong saya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pasti akan menyelamatkan saya.
Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya seluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya. Bagaimana nasib lelaki tersebut? Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.
Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulai berbicara bernada protes:”Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu, selalu ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?” Tuhan menjawab dengan singkat: “Aku selalu mendengar doa-doamu, untuk itulah aku telah mengirimkan Truk, kemudian perahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamu tidak ikut salah satupun?
Suatu hari seorang Bikkhu jalan, dipertengahan jalan dia lihat anak kucing nyangkut di pohon tidak bisa turun... Sang Bikkhu naik kepohon tersebut untuk menurunkan anak kucing tersebut, tapi celakanya..dia sendiri sekarang tidak bisa turun, terus dia berdoa kepada Tuhannya untuk dibantu biar dia bisa turun. beberapa waktu kemudian lewat dibawahnya tukang panjat ,melongok
keatas dilihat Bikkhu itu terus nanya kalau dia bisa bantuin dia turun, "nggak gua ok.ok. aja koq.. gua uadh minta tolong ama Tuhan
biar diturunin.. tukang panjat itupun lewat aja.
Setelah itu lewat lagi orang bawa tangga dibawahnya.. kisahnya sama ,nggak mau dibantu turun karena udah minta tolong aam Tuhan..
Setelah lama nggak ada kemajuan, si Bikkhu mulai ngomel.." gimana sich.. aku sudah berkarma baik nyelametin anak kucing ini, sekarang
mau minta bantuan aja nggak diberkahi... sejenak kemudian halilintar yang ada suara Tuhannya dalam stereo dolby sound.." Maumu apa? sudah aku kirim tukang panjat kamu nggak mau turun.., aku kirim orang bawa tangga.. kamu masih sewot....maumu apa??...
Saat Tsunami mengganas, salah satu korbannya adalah seorang yang taat beribadah, berpuasa, dan melaksanakan perintah Tuhan serta menjauhi segala larangan-Nya. Pokoke imannya tebel banget. Lebih tebel dari celana lepis....
Setelah terseret arus Tsunami, dia terombang-ambing di laut. Dia terus berdoa dan di saat kritis demikian satu hal yang dia ingat adalah bahwa Tuhan akan menyelamatkan jiwa setiap umat-Nya yang taat pada ajaran-Nya. Dia sangat yakin akan hal itu. Dia yakin bahwa Tuhan akan datang untuk menolongnya. Diapun terus berdoa, menyebut nama Tuhannya. Selain dirinya, tampak beberapa orang juga terombang-ambing dialun ombak lautan dan menggelepar-gelepar minta tolong. Yang banyak adalah yang menyeramkan....mayat yang terapung....
Sampai suatu saat datanglah perahu nelayan mendekat dan bermaksud menolongnya. Tapi dengan tegas dan penuh keyakinan orang ini menolak sambil berkata, "Aku adalah ummat Tuhan yang telah taat beribadah dan melakukan segala ajaran Tuhan. Jadi, Tuhan akan menolongku seperti janji-Nya. Maka selamatkanlah orang lain dulu. Siapa tahu mereka bukan orang beriman dan Tuhan tak sudi menolong mereka, jadi selamatkanlah mereka.
Ketika perahu nelayan itu berlalu karena tak bisa menampung seluruh korban datanglah kapal penangkap ikan. Para ABK melempar pelampung bertali dengan maksud agar orang beriman ini memakai pelampung itu untuk kemudian ditarik ke atas kapal. Dengan mantap, penuh keyakinan, dan alasan yang sama, dia kembali menolak. Kapal pun berlalu menolong korban lainnya dan bahkan sempat mengangkut beberapa mayat.
Orang beriman ini masih terombang-ambing di laut. Kemudian datang helikopter SAR. Seorang petugas turun dengan tali penyelamat bermaksud menolong. Tapi kembali ditolak! Helikopter pun berlalu.
Seharian terapung di laut dengan ombak yang besar membuat dia lemas dan akhirnya, perlahan tapi pasti, dia pun tenggelam dan tewas.....
Karena dia sangat beriman maka dengan mudah rohnya dapat segera bertemu Tuhan. Tapi pada kesempatan pertama bertemu Tuhan dia langsung melancarkan protes, "Hai Tuhan!! Engkau pembohong terbesar yang pernah aku ketahui!!! Kau katakan bahwa setiap orang yang beriman padamu akan engkau selamatkan. Tapi mengapa engkau biarkan aku terombang-ambing di laut hingga aku tewas?! Aku selalu mengingatmu tapi mengapa engkau melupakanku?!! Mengapa engkau tak datang menyelamatkanku?!!!"
Dengan tenang Tuhan menjawab, "Siapa bilang Aku melupakanmu?, Siapa bilang Aku mengabaikanmu? Aku kan sudah kirim dua kapal dan satu helikopter, mengapa engkau menolak? Salah siapa hayooo...???"
hmm.. bener jg nih, yg penting kita 'sigap' dengan pertolongan yang dikirim Tuhan..
ReplyDeleteko.., kenapa semuanya ditolong 3x, emang ga bisa lebih ato kurang ya...?
ReplyDeletehahahaha :D
sumpe ga ngatri eke mah!
ReplyDeleteWah si Susan masih gak ngerti? aneh banget... bagian mana yg kurang jelas?
ReplyDeleteBy susan on Jan 7, 2009 | Reply
ReplyDeletesumpe ga ngatri eke mah! -> musti 3kali bang...
btw contoh yg Suatu hari seorang Bikkhu jalan, ... mohon di ralat, di dalam ajaran Budha, tidak ada ajaran meminta kepada Tuhan.thanks.
Sorry YY, aku dapet dari website ini www.nabble.com silakan di cek aja ya
ReplyDelete