Setelah menderita kerugian bertubi-tubi hingga sempoyongan, AMD akhirnya diselamatkan oleh bangsa Arab.
Dua buah perusahaan Abu Dhabi, salah satunya perusahaan negara, akhirnya memberikan suntikan dana segar berkisar $6 milyar hingga $8,5 milyar kepada AMD yang selama ini merintih kehausan. Dengan suntikan dana tersebut, Abu Dhabi ATIC (Advanced Technology Investment Company) kini berhak memiliki mayoritas (55.6%) saham AMD. Mubadala Development Company yang juga merupakan perusahaan asal timur-tengah kini juga menaikkan porsi sahamnya di AMD.
Tahun lalu Mubadala membeli 8% saham AMD senilai $622 juta, dan kini mereka memperbesar porsi sahamnya hingga 19.3% dengan menyuntikkan dana extra sebesar $314 juta. CEO Mubadala, Khaldoon Al Mubarak mengatakan bahwa investasi yang mereka lakukan merupakan wujud keyakinan mereka akan strategi "Asset Smart" yang dijalankan AMD, kepemimpinan yang lebih baik, serta filosofi best-in-class technology.
Tindakan penjualan mayoritas saham AMD kepada bangsa arab ini merupakan bagian dari strategi "Asset Smart" yang dilakukan AMD untuk mengatasi krisis finansial. Salah satu implementasi strategi ini adalah dengan memecah perusahaan AMD menjadi 2 bagian, yaitu chip design dan manufacturing. Bagian manufacturing (foundry) adalah yang paling membutuhkan banyak modal, dan karena itulah AMD membutuhkan uluran tangan bangsa Arab yang terkenal kaya raya dari gurun minyak. AMD selama ini memiliki 2 pabrik yang berlokasi di New York dan Dresden, dan setelah pabrik tersebut dijual sahamnya kepada bangsa Arab, pabrik tersebut untuk sementara dinamakan sebagai "The Foundry Company", yang nantinya tidak hanya mengerjakan pesanan chip dari AMD saja namun juga dari perusahan lain (sama seperti TSMC foundry di Taiwan).
Selama ini AMD selalu ngotot untuk memproduksi prosesor di pabriknya sendiri, namun seiring waktu cara tersebut malah membuahkan banyak kerugian, padahal ATI (divisi grafis AMD) justru mereguk untung dengan hanya menjadi chip designer saja dan memproduksi chip grafisnya di pabrik orang lain (TSMC). Oleh karena itulah AMD memutuskan untuk menjual mayoritas saham pabriknya kepada bangsa Arab dan menjadikan pabrik tersebut sebagai foundry yang membuatkan produk semikonduktor untuk perusahaan lain juga. Sehingga kalaupun penjualan prosesor AMD menurun, foundry AMD tersebut masih bisa mereguk profit karena menerima pesanan semikonduktor perusahaan lain. Karena jarang sekali perusahaan lain yang menggunakan teknologi Silicon-On-Insulator yang ada pada pabrik AMD saat ini, maka The Foundry Company berencana untuk memperkenalkan proses bulk silicon manufacturing dengan 32nmm process node.
Langkah ini dilakukan agar pabrik tersebut dapat memperoleh banyak kustomer selain AMD sendiri. Saat ini foundry asal Taiwan yang membuatkan chip grafis untuk AMD (ATI) juga menggunakan proses bulk silicon. Oleh karena itu bukan tidak mungkin kedepannya chip grafis ATI tidak dibuat di Taiwan lagi, tapi dibuat di The Foundry Company yang notabene pabrik AMD sendiri. Abu Dhabi ATIC kini memiliki saham senilai $700 juta di pabrik AMD tersebut. Dengan uang minyak yang berlimpah, perusahaan arab ini dengan mudahnya langsung melunasi hutang-hutang AMD sebesar $1.3 milyar. Dengan kondisi perekonomian global yang melesu dan runtuhnya bursa saham dunia, tampaknya yang masih memiliki uang berlimpah untuk menyelamatkan perusahaan kolaps adalah para pria ber-sorban dari sahara... Dengan suntikan dana besar dari timur-tengah, AMD kini siap lagi untuk "ber-jihad" melawan Intel....
sumber : www.reviewland.com
Gile... Chipset HALAL... :up: :up: :up: :up: :up:
ReplyDeletewakakaka.. keren2.. :up:
ReplyDeletelama2 intel bisa berlogo onta jg neh hehehe
ReplyDeleteintel logo onta masih mending.. tar machintosh logo onta mah teu lucu... :o
ReplyDeleteWah seru neh! :-)
ReplyDeleteDijamin bakal Laku keras neh di Indo :wink:
processor yang halalan thoyiban..MANTAB ABIZZZZ
ReplyDelete